Mentan: Pengembangan Pertanian Harus dengan Sinergi dan Kerja Keras
Minggu, 12 September 2021 - 12:49 WIB
Upaya pemerintah meningkatkan produksi beras tercatat berhasil. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir produksi beras dari 2018 hingga 2020 surplus, begitu pula 2021 diperkirakan surplus. Produksi beras 2018 surplus 4,37 juta ton; 2019 surplus 2,38 juta ton; dan 2020 surplus 1,97 juta ton. BPS pun mencatat sejak 2019 hingga September 2021 tidak ada impor beras medium.
(Baca juga:Kementan Dukung Pengembangan Agro Edu Farming di Cilacap)
“Dua tahun di masa pandemi, hanya sektor pertanian yang pertumbuhannya positif, tidak pernah negatif, karena kita mampu mengelola sumberdaya alam dan SDM pertanian dengan baik dan kerja keras. Bukan kita capai karena kebetulan dukungan alam yang bagus,” kata Mentan Syahrul.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi usai penandatanganan MoU mengatakan generasi milenial tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi sehingga dituntut kreativitas dalam segala aspek kehidupan.
“Penandatanganan MoU untuk mewujudkan sinergitas pendidikan tinggi vokasi pertanian, meningkatkan produksi, produktivitas dan efisiensi serta penguatan SDM pertanian sehingga dapat menghasilkan lulusan Politeknik sebagai qualified job creator dan job seeker,” kata Dedi.
Kementan berupaya melakukan penyempurnaan dan/atau penyusunan kurikulum nasional yang mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan sesuai yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.
Dirut PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menegaskan komitmennya terus mendukung program Kementan, untuk siap bekerjasama dan mendukung program Kementan meningkatkan produktivitas pertanian.
“Untuk memaksimalkan kapasitas produksi dan distribusi bagi pemenuhan kebutuhan industri pertanian, Pupuk Kaltim mengimplementasikan teknologi berbasis industri 4.0 di seluruh lini mulai dari smart operation, smart maintenance, smart distribution, hingga digital performance management system,” kata Rahmad Pribadi.
(Baca juga:Kementan Dukung Pengembangan Agro Edu Farming di Cilacap)
“Dua tahun di masa pandemi, hanya sektor pertanian yang pertumbuhannya positif, tidak pernah negatif, karena kita mampu mengelola sumberdaya alam dan SDM pertanian dengan baik dan kerja keras. Bukan kita capai karena kebetulan dukungan alam yang bagus,” kata Mentan Syahrul.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi usai penandatanganan MoU mengatakan generasi milenial tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi sehingga dituntut kreativitas dalam segala aspek kehidupan.
“Penandatanganan MoU untuk mewujudkan sinergitas pendidikan tinggi vokasi pertanian, meningkatkan produksi, produktivitas dan efisiensi serta penguatan SDM pertanian sehingga dapat menghasilkan lulusan Politeknik sebagai qualified job creator dan job seeker,” kata Dedi.
Kementan berupaya melakukan penyempurnaan dan/atau penyusunan kurikulum nasional yang mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan sesuai yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.
Dirut PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menegaskan komitmennya terus mendukung program Kementan, untuk siap bekerjasama dan mendukung program Kementan meningkatkan produktivitas pertanian.
“Untuk memaksimalkan kapasitas produksi dan distribusi bagi pemenuhan kebutuhan industri pertanian, Pupuk Kaltim mengimplementasikan teknologi berbasis industri 4.0 di seluruh lini mulai dari smart operation, smart maintenance, smart distribution, hingga digital performance management system,” kata Rahmad Pribadi.
(dar)
tulis komentar anda