Perusahaan Investasi Global Capria Ventures Siap Bangun Ekosistem Startup Indonesia
Kamis, 23 September 2021 - 21:10 WIB
Capria juga akan melakukan investasi bersama secara langsung di portofolio perusahaan AC Ventures yang memiliki terobosan solusi dengan potensi global.
Founding and Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, Capria menyatukan sekelompok manajer dana yang tepercaya dari Global South di mana dinamika pasar hampir serupa. Pertukaran pengetahuan, ide, dan pengalaman ini dapat dimanfaatkan untuk membangun portofolio yang kuat dan kompetitif secara global.
Berdiri sejak 2019, AC Ventures merupakan hasil merger antara Convergence Ventures dan Agaeti Capital Ventures, milik Pandu Sjahrir. Baik Convergence Ventures maupun Agaeti Ventures telah mengelola dana ventura tahap awal dengan berfokus di Indonesia.
Pandu Sjahrir mengatakan, penggabungan kedua perusahaan ini telah membuat AC Ventures mencatatkan total investasi di lebih dari 100 perusahaan rintisan sejak 2014.
Investasi dan kemitraan Limited Partner (LP) pertama dari Capria di Indonesia dengan menggandeng AC Ventures menunjukkan kesiapan global terhadap peluang pendanaan di Indonesia. "Hal ini membuktikan jika Indonesia merupakan kawasan yang menjanjikan. Kedua perusahaan ini melihat, terdapat beberapa faktor pendorong yang membuat status Indonesia meningkat pesat sebagai tujuan investasi yang menarik," katanya.
Dimulai dari populasi muda yang besar, lanjut Pandu, kelas menengah yang baru muncul, perkembangan ekonomi internet yang tumbuh cepat, serta lanskap ekonomi dan politik yang stabil. Faktor-faktor tersebut membantu Indonesia melahirkan perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara, seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
"Lebih dari itu, terletak di jantung Asia Tenggara, negara ini adalah negara terpadat keempat di dunia dengan jutaan orang yang masuk ke dalam kelas menengah setiap tahun, dan pengeluaran konsumen yang diperkirakan akan terus tumbuh dua digit, " papar Pandu.
Dia menambahkan, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49% per tahun sejak 2015, ekonomi internet Indonesia berkembang dengan pesat. Laju pertumbuhan ini telah melampaui semua ekspektasi dan telah memposisikan Indonesia sebagai ekonomi internet terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, berada di jalur yang tepat untuk melampaui USD130 miliar pada tahun 2025.
Menurut dia, merebaknya Covid-19 memicu era baru pertumbuhan ekonomi digital karena konsumen mendapat dorongan besar untuk pindah online dan mengadopsi e-commerce dan solusi digital lain.
Founding and Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, Capria menyatukan sekelompok manajer dana yang tepercaya dari Global South di mana dinamika pasar hampir serupa. Pertukaran pengetahuan, ide, dan pengalaman ini dapat dimanfaatkan untuk membangun portofolio yang kuat dan kompetitif secara global.
Berdiri sejak 2019, AC Ventures merupakan hasil merger antara Convergence Ventures dan Agaeti Capital Ventures, milik Pandu Sjahrir. Baik Convergence Ventures maupun Agaeti Ventures telah mengelola dana ventura tahap awal dengan berfokus di Indonesia.
Pandu Sjahrir mengatakan, penggabungan kedua perusahaan ini telah membuat AC Ventures mencatatkan total investasi di lebih dari 100 perusahaan rintisan sejak 2014.
Investasi dan kemitraan Limited Partner (LP) pertama dari Capria di Indonesia dengan menggandeng AC Ventures menunjukkan kesiapan global terhadap peluang pendanaan di Indonesia. "Hal ini membuktikan jika Indonesia merupakan kawasan yang menjanjikan. Kedua perusahaan ini melihat, terdapat beberapa faktor pendorong yang membuat status Indonesia meningkat pesat sebagai tujuan investasi yang menarik," katanya.
Dimulai dari populasi muda yang besar, lanjut Pandu, kelas menengah yang baru muncul, perkembangan ekonomi internet yang tumbuh cepat, serta lanskap ekonomi dan politik yang stabil. Faktor-faktor tersebut membantu Indonesia melahirkan perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara, seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
"Lebih dari itu, terletak di jantung Asia Tenggara, negara ini adalah negara terpadat keempat di dunia dengan jutaan orang yang masuk ke dalam kelas menengah setiap tahun, dan pengeluaran konsumen yang diperkirakan akan terus tumbuh dua digit, " papar Pandu.
Dia menambahkan, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49% per tahun sejak 2015, ekonomi internet Indonesia berkembang dengan pesat. Laju pertumbuhan ini telah melampaui semua ekspektasi dan telah memposisikan Indonesia sebagai ekonomi internet terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, berada di jalur yang tepat untuk melampaui USD130 miliar pada tahun 2025.
Menurut dia, merebaknya Covid-19 memicu era baru pertumbuhan ekonomi digital karena konsumen mendapat dorongan besar untuk pindah online dan mengadopsi e-commerce dan solusi digital lain.
tulis komentar anda