Perusahaan Investasi Global Capria Ventures Siap Bangun Ekosistem Startup Indonesia

Kamis, 23 September 2021 - 21:10 WIB
loading...
Perusahaan Investasi Global Capria Ventures Siap Bangun Ekosistem Startup Indonesia
Pemilik perusahaan modal ventura Indonesia, AC Ventures Pandu Sjahrir (tengah) mengumumkan bermitra dengan Perusahaan investasi global, Capria Ventures untuk mengembangkan startup Indonesia. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Perusahaan investasi global, Capria Ventures mengumumkan kemitraan dengan perusahaan modal ventura Indonesia, AC Ventures milik Pandu Sjahrir. AC Ventures mengelola total Asset Under Management (AUM) sebesar USD300 juta atau sekitar Rp4,2 triliun (kurs Rp14.000/USD) dan target dana mencapai USD120 juta pada tahun ini.

Co-Founder & Managing Partner Capria Ventures Dave Richards mengatakan, kemitraan antara Capria dan AC Ventures bertujuan untuk membangun ekosistem perusahaan rintisan (startup) Indonesia dengan berinvestasi pada bisnis startup teknologi generasi berikutnya.



"Kemitraan ini sejalan dengan komitmen Capria untuk berinvestasi dan memberikan dampak positif bagi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara, India, Amerika Latin, dan Afrika," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/9/2021).

Dia mengatakan, rekam jejak AC Ventures sebagai perusahaan modal ventura tahap awal yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan berbasis teknologi di Indonesia menjadi pertimbangan kuat bagi Capria untuk menjalin kerja sama ini. AC Ventures yang berbasis di Jakarta telah menangani peluang pasar miliaran dolar di Indonesia.

Beberapa perusahaan portofolio Fund III, seperti Shipper, Stockbit, Aruna, dan Eden Farm merupakan deretan startup yang telah disuntik dana oleh AC Ventures. Perusahaan-perusahaan tersebut telah tumbuh secara eksponensial dalam 18 bulan terakhir, dan menjadi pemimpin kategori di pasar masing-masing.

"AC Ventures dan Capria memiliki pendekatan yang sama sebagai investor langsung. Kami memberikan nilai tambah yang dapat mendukung para founder atau entrepreneur untuk mendapatkan modal besar dengan dukungan pengalaman kolektif, jaringan, dan sumber daya," ungkap Dave.

Dia menjelaskan, pengalaman global Capria dalam dunia startup tak perlu diragukan lagi. Capria telah menjalin 14 kemitraan global, sehingga membuat mereka mampu mengidentifikasi dan memahami usaha pasar yang sedang berkembang.

"Sementara, kepemimpinan AC Ventures yang terbukti dalam mencari startup lokal pada tahap awal, diiringi dengan rekam jejak yang mendukung para pendiri memperkuat keputusan investasi kami," tambah Dave.

Capria juga akan melakukan investasi bersama secara langsung di portofolio perusahaan AC Ventures yang memiliki terobosan solusi dengan potensi global.

Founding and Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, Capria menyatukan sekelompok manajer dana yang tepercaya dari Global South di mana dinamika pasar hampir serupa. Pertukaran pengetahuan, ide, dan pengalaman ini dapat dimanfaatkan untuk membangun portofolio yang kuat dan kompetitif secara global.

Berdiri sejak 2019, AC Ventures merupakan hasil merger antara Convergence Ventures dan Agaeti Capital Ventures, milik Pandu Sjahrir. Baik Convergence Ventures maupun Agaeti Ventures telah mengelola dana ventura tahap awal dengan berfokus di Indonesia.

Pandu Sjahrir mengatakan, penggabungan kedua perusahaan ini telah membuat AC Ventures mencatatkan total investasi di lebih dari 100 perusahaan rintisan sejak 2014.

Investasi dan kemitraan Limited Partner (LP) pertama dari Capria di Indonesia dengan menggandeng AC Ventures menunjukkan kesiapan global terhadap peluang pendanaan di Indonesia. "Hal ini membuktikan jika Indonesia merupakan kawasan yang menjanjikan. Kedua perusahaan ini melihat, terdapat beberapa faktor pendorong yang membuat status Indonesia meningkat pesat sebagai tujuan investasi yang menarik," katanya.

Dimulai dari populasi muda yang besar, lanjut Pandu, kelas menengah yang baru muncul, perkembangan ekonomi internet yang tumbuh cepat, serta lanskap ekonomi dan politik yang stabil. Faktor-faktor tersebut membantu Indonesia melahirkan perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara, seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.



"Lebih dari itu, terletak di jantung Asia Tenggara, negara ini adalah negara terpadat keempat di dunia dengan jutaan orang yang masuk ke dalam kelas menengah setiap tahun, dan pengeluaran konsumen yang diperkirakan akan terus tumbuh dua digit, " papar Pandu.

Dia menambahkan, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49% per tahun sejak 2015, ekonomi internet Indonesia berkembang dengan pesat. Laju pertumbuhan ini telah melampaui semua ekspektasi dan telah memposisikan Indonesia sebagai ekonomi internet terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, berada di jalur yang tepat untuk melampaui USD130 miliar pada tahun 2025.

Menurut dia, merebaknya Covid-19 memicu era baru pertumbuhan ekonomi digital karena konsumen mendapat dorongan besar untuk pindah online dan mengadopsi e-commerce dan solusi digital lain.

"Indonesia adalah rumah bagi enam unicorn termasuk raksasa ride hailing Gojek, agen perjalanan online Traveloka, perusahaan pembayaran digital OVO dan GoPay, dan pasar online Tokopedia dan Bukalapak yang memiliki bursa saham terbesar di Asia Tenggara, sehingga likuiditas tidak menjadi masalah," paparnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2415 seconds (0.1#10.140)