Uji Terbang Berhasil, Pemerintah Akan Hitung Keekonomian Bioavtur
Rabu, 06 Oktober 2021 - 19:39 WIB
JAKARTA - Pemerintah akan menghitung keekonomian dari bioavtur setelah berhasil digunakan dalam uji terbang Pesawat CN235-220 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia yang berlangsung hari ini.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 tahun 2015 telah mengatur kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase sebesar 3% pada tahun 2020. Selanjutnya, pada tahun 2025 akan meningkat menjadi bioavtur 5%.
"Memang agak sedikit lambat tapi hari ini sudah 2,4% mulai uji coba. Kami akan selesaikan dulu kegiatan yang sifatnya aspek teknis, kemudian secara bertahap kami akan dilakukan kajian dari sisi pengembangan proses termasuk kajian keekonomian," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (6/10/2021).
Setelah tahapan tersebut selesai, kata dia, pemerintah akan membahas dari sisi kebijakan. Menurut Dadan, kebijakan ini tidak akan lama sebab sudah ada dalam Permen ESDM.
"Dari sisi teknis sebenarnya ini sudah melewati separuh jalan. Bagian yang agak lama barangkali nanti koordinasi untuk memastikan keekonomiannya bisa masuk," tuturnya.
Menurut Dadan, keekonomian ini tidak selalu harus diartikan bahwa bioavtur lebih murah dari avtur. Pemerintah juga harus memperhitungkan dampak terhadap sektor lain.
"Jadi keekonomian ini nanti kita lihat kalau misalnya lebih mahal, seberapa lebih mahal, kemudian nanti dampaknya seperti apa terhadap yang lain. Ini pasti melibatkan banyak pihak," tuturnya.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 tahun 2015 telah mengatur kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase sebesar 3% pada tahun 2020. Selanjutnya, pada tahun 2025 akan meningkat menjadi bioavtur 5%.
Baca Juga
"Memang agak sedikit lambat tapi hari ini sudah 2,4% mulai uji coba. Kami akan selesaikan dulu kegiatan yang sifatnya aspek teknis, kemudian secara bertahap kami akan dilakukan kajian dari sisi pengembangan proses termasuk kajian keekonomian," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (6/10/2021).
Setelah tahapan tersebut selesai, kata dia, pemerintah akan membahas dari sisi kebijakan. Menurut Dadan, kebijakan ini tidak akan lama sebab sudah ada dalam Permen ESDM.
"Dari sisi teknis sebenarnya ini sudah melewati separuh jalan. Bagian yang agak lama barangkali nanti koordinasi untuk memastikan keekonomiannya bisa masuk," tuturnya.
Menurut Dadan, keekonomian ini tidak selalu harus diartikan bahwa bioavtur lebih murah dari avtur. Pemerintah juga harus memperhitungkan dampak terhadap sektor lain.
"Jadi keekonomian ini nanti kita lihat kalau misalnya lebih mahal, seberapa lebih mahal, kemudian nanti dampaknya seperti apa terhadap yang lain. Ini pasti melibatkan banyak pihak," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda