LPKR Diuntungkan oleh Kinerja SILO yang Diprediksi Stabil
Rabu, 13 Oktober 2021 - 10:36 WIB
JAKARTA - Kinerja pendapatan dan EBITDA PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) diprediksi cenderung stabil. Hal ini turut mendorong kinerja induk usahanya PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) yang berkecimpung di sektor properti.
Dalam publikasi risetnya tanggal 13 September 2021, Analis Citigroup Securities Indonesia Felicia Asrinanda Barus mengatakan pendapatan SILO pada tahun 2021-2023 memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 6% per tahun, dengan margin bruto 45%-47%. Estimasi tersebut lebih konservatif karena penurunan kasus Covid-19 di Indonesia mulai pada semester II/2021.
(Baca juga:Analis Prediksi LPKR Mampu Raih Pra Penjualan Rp4,2 Triliun)
“Pendapatan, margin bruto dan EBITDA margin SILO masih terbilang positif,” tulisnya dalam riset. Menurut Felicia, di semester I/2021, EBITDA margin SILO sebesar 29%, sedangkan sepanjang tahun 2021-2023 EBITDA margin diperkirakan berkisar 26%-27%. Kestabilan EBITDA margin turut didukung layanan pasien non Covid-19.
Pada semester I/2021, SILO membukukan pendapatan sebesar Rp3,81 triliun naik 51,7% year on year (YoY) dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp2,51 triliun. SILO juga meraih laba bersih Rp292 miliar. Pertumbuhan kinerja SILO pun dipastikan bakal mendongkrak kinerja induk usahanya, yaitu LPKR.
(Baca juga:Siap-siap! Ada Agenda Perombakan Direksi LPKR Saat RUPSLB 13 Oktober)
Dalam laporan keuangan per Juni 2021, total pendapatan LPKR mencapai Rp7,23 triliun, dengan kontribusi bisnis healthcare sejumlah Rp3,81 triliun atau 52,72%. Sebagai pemegang saham utama, LPKR memiliki 55,4% saham SILO, sehingga bakal diuntungkan dengan peningkatan kinerja pengelola RS Siloam tersebut. SILO sendiri memiliki jaringan rumah sakit terbanyak di Indonesia dengan portofolio 40 rumah sakit dan kapasitas tempat tidur sebanyak 3.726 unit.
Dalam keterangan tertulisnya, CEO LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO John Riady menegaskan potensi industri kesehatan di dalam negeri untuk berkembang masih sangat tinggi. Suplai ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Indonesia masih minim dengan rasio 1,1 tempat tidur per 1.000 penduduk.
(Baca juga:Dividen Interim LPCK Berdampak Positif Terhadap LPKR)
Di negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia, rasio tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk masing-masing mencapai 1,7 kali dan 1,8 kali. Pandemi Covid-19 yang sedang dialami juga menunjukkan tingginya kebutuhan akan fasilitas kesehatan.
Oleh karena itu, LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. “Kami punya misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh,” tegasnya.
Dalam publikasi risetnya tanggal 13 September 2021, Analis Citigroup Securities Indonesia Felicia Asrinanda Barus mengatakan pendapatan SILO pada tahun 2021-2023 memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 6% per tahun, dengan margin bruto 45%-47%. Estimasi tersebut lebih konservatif karena penurunan kasus Covid-19 di Indonesia mulai pada semester II/2021.
(Baca juga:Analis Prediksi LPKR Mampu Raih Pra Penjualan Rp4,2 Triliun)
“Pendapatan, margin bruto dan EBITDA margin SILO masih terbilang positif,” tulisnya dalam riset. Menurut Felicia, di semester I/2021, EBITDA margin SILO sebesar 29%, sedangkan sepanjang tahun 2021-2023 EBITDA margin diperkirakan berkisar 26%-27%. Kestabilan EBITDA margin turut didukung layanan pasien non Covid-19.
Pada semester I/2021, SILO membukukan pendapatan sebesar Rp3,81 triliun naik 51,7% year on year (YoY) dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp2,51 triliun. SILO juga meraih laba bersih Rp292 miliar. Pertumbuhan kinerja SILO pun dipastikan bakal mendongkrak kinerja induk usahanya, yaitu LPKR.
(Baca juga:Siap-siap! Ada Agenda Perombakan Direksi LPKR Saat RUPSLB 13 Oktober)
Dalam laporan keuangan per Juni 2021, total pendapatan LPKR mencapai Rp7,23 triliun, dengan kontribusi bisnis healthcare sejumlah Rp3,81 triliun atau 52,72%. Sebagai pemegang saham utama, LPKR memiliki 55,4% saham SILO, sehingga bakal diuntungkan dengan peningkatan kinerja pengelola RS Siloam tersebut. SILO sendiri memiliki jaringan rumah sakit terbanyak di Indonesia dengan portofolio 40 rumah sakit dan kapasitas tempat tidur sebanyak 3.726 unit.
Dalam keterangan tertulisnya, CEO LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO John Riady menegaskan potensi industri kesehatan di dalam negeri untuk berkembang masih sangat tinggi. Suplai ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Indonesia masih minim dengan rasio 1,1 tempat tidur per 1.000 penduduk.
(Baca juga:Dividen Interim LPCK Berdampak Positif Terhadap LPKR)
Di negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia, rasio tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk masing-masing mencapai 1,7 kali dan 1,8 kali. Pandemi Covid-19 yang sedang dialami juga menunjukkan tingginya kebutuhan akan fasilitas kesehatan.
Oleh karena itu, LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. “Kami punya misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh,” tegasnya.
(dar)
tulis komentar anda