Direktur Indomaret Wafat, Begini Kinerja Saham Indoritel
Senin, 18 Oktober 2021 - 20:28 WIB
JAKARTA - PT Indomarco Prismatama, pengelola jaringan ritel waralaba Indomaret , baru saja kehilangan Direktur Merchandise Yan Bastian, yang meninggal dalam kecelakaan di Tol Cipularang pada Sabtu (16/10/2021).
Kabar duka tersebut membuat pergerakan saham entitas induknya PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) terpantau cukup stagnan sejak perdagangan dibuka pagi tadi hingga penutupan sore ini, Senin (18/10/2021).
Dibuka di level 3.250, DNET terlihat sempat bergerak menguat (0,31%) ke level 3.260, lalu turun di area 3.230. Namun, sepanjang sesi kedua hingga penutupan, emiten milik Salim Grup itu tidak mampu melanjutkan penguatannya hingga kembali ke level yang sama pada penutupan akhir pekan kemarin, stagnan alias tidak berubah.
Stagnansi DNET sore hari ini membawa performanya sepekan turun (-0,31%) dan year-to-date nya juga ikut anjlok (-7,14%). Namun, kinerja sebulan masih cemerlang (1,88%), demikian juga kinerja tiga bulan (2,20%).
Perdagangan DNET hari ini juga cenderung tidak likuid. Ini terlihat dari frekuensi yang masih dua digit yakni 18, dengan transaksi hanya sebesar Rp20,80 juta dari 6,4 ribu lembar saham yang dijualbelikan.
Mayoritas investor masih berasal dari dalam negeri, yang jika dihitung setahun terakhir mencapai Rp643,9 miliar dana yang ditransaksikan. Sedangkan investor asing secara akumulatif hanya sebesar Rp12 juta dalam setahun terakhir.
Listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2000, dari segi valuasi per Juni 2021, DNET memiliki price earnings ratio (PER) positif 82.78x, meskipun price cash flow ratio (PCFR)nya anjlok -508.70x.
Membaca fundamental perusahaan dari laporan keuangan hingga Juni 2021, Indoritel mencatatkan total penjualan mencapai Rp320 miliar, dengan laba bersih mencapai Rp278,4 miliar.
Kabar duka tersebut membuat pergerakan saham entitas induknya PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) terpantau cukup stagnan sejak perdagangan dibuka pagi tadi hingga penutupan sore ini, Senin (18/10/2021).
Dibuka di level 3.250, DNET terlihat sempat bergerak menguat (0,31%) ke level 3.260, lalu turun di area 3.230. Namun, sepanjang sesi kedua hingga penutupan, emiten milik Salim Grup itu tidak mampu melanjutkan penguatannya hingga kembali ke level yang sama pada penutupan akhir pekan kemarin, stagnan alias tidak berubah.
Stagnansi DNET sore hari ini membawa performanya sepekan turun (-0,31%) dan year-to-date nya juga ikut anjlok (-7,14%). Namun, kinerja sebulan masih cemerlang (1,88%), demikian juga kinerja tiga bulan (2,20%).
Perdagangan DNET hari ini juga cenderung tidak likuid. Ini terlihat dari frekuensi yang masih dua digit yakni 18, dengan transaksi hanya sebesar Rp20,80 juta dari 6,4 ribu lembar saham yang dijualbelikan.
Mayoritas investor masih berasal dari dalam negeri, yang jika dihitung setahun terakhir mencapai Rp643,9 miliar dana yang ditransaksikan. Sedangkan investor asing secara akumulatif hanya sebesar Rp12 juta dalam setahun terakhir.
Listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2000, dari segi valuasi per Juni 2021, DNET memiliki price earnings ratio (PER) positif 82.78x, meskipun price cash flow ratio (PCFR)nya anjlok -508.70x.
Membaca fundamental perusahaan dari laporan keuangan hingga Juni 2021, Indoritel mencatatkan total penjualan mencapai Rp320 miliar, dengan laba bersih mencapai Rp278,4 miliar.
tulis komentar anda