Menumbuhkan UMKM Melalui Penjaminan

Rabu, 27 Oktober 2021 - 16:28 WIB
Produk mana yang paling visible?

Sampai saat ini masih program pemerintah yaitu KUR dan KMK PEN. Tetapi kalau produk kami secara keseluruhan, saat ini profitabilitasnya sudah positif.

Berapa marketshare Jamkrindo saat ini?

Sekarang market kita 99%.

Di masa pandemi, sejauh mana kinerja Jamkrindo?

Hasilnya positif. Laba tumbuh sekitar 97% year on year (yoy) di Agustus 2021. Kalau profitnya tahun ini sekitar Rp554 miliar sampai September. Secara year on year (yoy) September 2020 itu labanya sekitar Rp300,8 miliar. Mayoritas ditopang oleh KUR dan KMK PEN.

Dari jumlah debitur yang dijamin Jamkrindo, sampai Agustus 2021 sekitar 2,9 juta UMKM dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 3,2 juta orang. Jumlah kredit atau volume penjaminan yang sudah kita jamin sekitar Rp100,5 triliun. Jika diakumulasikan sejak 2007 saat KUR diluncurkan, total 22 juta UMKM yang sudah dijamin dengan penyerapan tenaga kerja melebihi 31 juta orang. Nilai total yang sudah disalurkan sekitar Rp513 triliun. Ini dilihat dari jumlah debitur atau penyaluran yang jadi ukuran, bukan outstanding-nya.

Apa yang membedakan dengan asuransi?

Sebetulnya konsep bisnisnya adalah tripartite. Ada perbankan, debitur UMKM, dan Jamkrindo. Sifatnya itu business to business, to customer (B to B to C). Jadi, Jamkrindo menjamin kepada pihak perbankan, tidak langsung kepada UMKM-nya. Inilah bedanya konsep di asuransi. Mereka B to C, langsung ke konsumennya.

Bagaimana pembagian fungsi, strategi, dan kolaborasi dengan perusahaan lain dalam holding Indonesia Financial Group (IFG)?

Holding IFG juga memiliki program transformasi terkait manajemen risiko, tata kelola yang lebih governance. Makanya sejalan dengan rencana awal saya di sini, kemudian dibentulkan komite manajemen risiko, komite aktuaria, komite investasi, komite produk.

Kolaborasi di dalam holding ini ada lima strategic issues yaitu terkait bisnis, investasi, proses bisnis, SDM, dan sharing fasilitas. Termasuk juga dari aspek pricing strategy, product bundling.

Di bawah holding ini kita lengkap, misalnya kami berikan penjaminan kredit non KUR untuk UMKM, nanti dari yang lain bisa ada produk asuransi jiwa dari IFG life, asuransi umum Jasindo, dan lainnya. Ini sudah mulai dijalankan. Jadi ibaratnya konsorsium di satu nasabah yang sama ada berbagai produk jaminan seperti jaminan kredit, asuransi jiwa. One stop service.

Demikian juga dari sisi investasi. Selama ini dilakukan sendiri-sendiri. Begitu dikoordinir holding, kita memiliki bargaining position yang lebih kuat ke market. Sekarang ini total aset holding kurang lebih sudah Rp100 triliun, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Kemudian dari sisi bisnis juga lebih efisien, karena ada proses otomasi, digitalisasi.

Bagaimana berkompetisi dengan perusahaan penjamin yang lain?

Kalau dari sisi produk relatif sama dengan perusahaan penjamin yang swasta, seperti Sinar Mas. Pemain lain, di daerah, pemerintah daerah juga boleh punya Jamkrida. Memang ada kompetisi, tetapi kalau dalam penjaminan yang diaturnya adalah gearing ratio. Jadi modal yang dimiliki diatur sesuai ketentuan Peraturan OJK, untuk penjaminan produktif itu maksimal 20 kali dari modal. Industri ini memang mensyaratkan kecukupan modal yang kuat, mengingat risikonya besar dalam penjaminan tadi.

Apa harapan ke depan terhadap UMKM, setelah pandemi Covid-19 mulai menurun?

Ini merupakan bentuk koordinasi lintas sektoral yang sangat baik antara Kemenko perekonomian, kementerian keuangan, kementerian koperasi UKM, dan otoritas. Adanya perpanjangan relaksasi ini sampai 2023 merupakan bentuk keberpihakan kepada UMKM. Artinya, kita meyakini dengan relaksasi ini akan membuat UMKM bangkit.

Di era industri 4.0 bagaimana Jamkrindo meningkatkan skill manajemen risiko?

Kita menyadari digitalisasi membawa banyak perubahan di seluruh sendi kehidupan. Cara berbisnis, prosesnya, juga berubah. Ini merupakan suatu hal mutlak yang harus dipersiapkan. Makanya di dalam holding IFG ada konsep fundamental yaitu peningkatan digital capabilities. Di Jamkrindo, ada di superior services. Kita sudah mulai menyiapkan bagaimana nasabah bisa mengakses Jamkrindo secara digital melalui aplikasi mobile, sudah diujicoba dari beberapa waktu lalu, khususnya bagi nasabah non KUR dan non KMK PEN.

Bagaimana perusahaan berkontribusi ke pemegang saham dalam hal profit, di sisi lain ada program untuk membantu UMKM. Bagaimana menyeimbangkan dua hal ini?

Kontribusi dari program penugasan pemerintah ini masih positif, justru memberikan kontribusi yang besar dari sisi volumenya. Tetapi juga merupakan tantangan bagi kami di industri penjaminan dalam meningkatkan kapabilitas sehingga mampu membuat inovasi penjaminan untuk produk yang lain. Bersama perbankan, kita mencoba melakukan penjaminan UMKM yang bisnisnya sudah ekspor, dan lainnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More