Karhutla Terkendali, Syarat Penting Capai Target NDC
Sabtu, 06 November 2021 - 15:41 WIB
JAKARTA - Pengendalian kebakaran hutan dan lahan ( karhutla ) merupakan komponen vital dalam memastikan pencapaian target nasional dalam pengurangan emisi karbon sebagaimana yang dicanangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
Hal tersebut mengemuka dalam talk show khusus Paviliun Indonesia pada COP 26 di Glasgow bertajuk "Robust Actions on Integrated Forest Fire Management" dalam rangka "Sinergitas Sumber Daya Dalam Mencapai Indonesia Net Sink FOLU 2030".
(Baca juga:Hadiri KTT Pemimpin Dunia COP26 Glasgow, Jokowi Pamer Keberhasilan Tangani Karhutla)
Hadir sebagai pembicara antara lain Wakil Kapolri, Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono; Kapolda Jambi Irjen Albertus Rachmad Wibowo dan pihak swasta seperti Dirut APRIL Pulp and Paper Sihol Aritonang, serta akademisi ahli kebakaran hutan dari IPB Prof.Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo serta Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire Raffles B Panjaitan yang sebelumnya 7 tahun sebagai Direktur pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Di forum tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan pengalaman selama tujuh tahun mengendalikan dan memerangi kebakaran hutan dan lahan, dengan dukungan para pemangku kepentingan.
(Baca juga:Menteri LHK: 2 Tahun Ini, Indonesia Berhasil Cegah Bencana Asap Karhutla)
Presiden Joko Widodo sejak 2016, menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mencegah kebakaran yang di masa lalu berulang setiap tahun. Presiden menekankan pentingnya upaya pencegahan dan peringatan dini yang efektif, diarahkan untuk mengembangkan sistem reward and punishment, serta menyinergikan upaya semua pemangku kepentingan terkait.
Pendekatan holistik telah dilakukan melalui penguatan norma, standar dan pengaturan, patroli terpadu di lapangan, kampanye intensif dan peningkatan kesadaran. Selain itu penerapan teknologi modifikasi cuaca, peningkatan infrastruktur untuk pengendalian kebakaran, peningkatan kapasitas untuk semua unit pengendalian kebakaran, peringatan deteksi dini dan pemadaman kebakaran yang melibatkan masyarakat lokal, serta upaya penegakan hukum.
(Baca juga:Balakar Kobar Dikukuhkan untuk Antisipasi Karhutla)
Bersamaan dengan acara talkshow tersebut, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aloe Dohong atas nama Pemerintah Indonesia menganugerahkan medali kehormatan: "Bintang Jasa Utama Republik Indonesia" kepada Direktur Global Fire Monitoring Center of Max Planck Institute for Chemistry, University of Freiburg, Jerman, Johann Goldammer, atas dedikasi dan kontribusinya selama ini untuk Indonesia.
Goldammer sejak 1977 secara konsisten menaruh perhatian besar pada upaya nasional memerangi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan. Dia membantu mengembangkan konsep pengelolaan kebakaran hutan terpadu melalui kerja sama bilateral dengan Badan Kerjasama Teknis Jerman (GIZ), serta mengembangkan Pedoman Nasional Perlindungan Terhadap Kebakaran. Goldammer kemudian berperan dalam mengembangkan jaringan kebakaran hutan regional dan lebih luas di tingkat ASEAN dan global.
Hal tersebut mengemuka dalam talk show khusus Paviliun Indonesia pada COP 26 di Glasgow bertajuk "Robust Actions on Integrated Forest Fire Management" dalam rangka "Sinergitas Sumber Daya Dalam Mencapai Indonesia Net Sink FOLU 2030".
(Baca juga:Hadiri KTT Pemimpin Dunia COP26 Glasgow, Jokowi Pamer Keberhasilan Tangani Karhutla)
Hadir sebagai pembicara antara lain Wakil Kapolri, Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono; Kapolda Jambi Irjen Albertus Rachmad Wibowo dan pihak swasta seperti Dirut APRIL Pulp and Paper Sihol Aritonang, serta akademisi ahli kebakaran hutan dari IPB Prof.Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo serta Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire Raffles B Panjaitan yang sebelumnya 7 tahun sebagai Direktur pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Di forum tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan pengalaman selama tujuh tahun mengendalikan dan memerangi kebakaran hutan dan lahan, dengan dukungan para pemangku kepentingan.
(Baca juga:Menteri LHK: 2 Tahun Ini, Indonesia Berhasil Cegah Bencana Asap Karhutla)
Presiden Joko Widodo sejak 2016, menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mencegah kebakaran yang di masa lalu berulang setiap tahun. Presiden menekankan pentingnya upaya pencegahan dan peringatan dini yang efektif, diarahkan untuk mengembangkan sistem reward and punishment, serta menyinergikan upaya semua pemangku kepentingan terkait.
Pendekatan holistik telah dilakukan melalui penguatan norma, standar dan pengaturan, patroli terpadu di lapangan, kampanye intensif dan peningkatan kesadaran. Selain itu penerapan teknologi modifikasi cuaca, peningkatan infrastruktur untuk pengendalian kebakaran, peningkatan kapasitas untuk semua unit pengendalian kebakaran, peringatan deteksi dini dan pemadaman kebakaran yang melibatkan masyarakat lokal, serta upaya penegakan hukum.
(Baca juga:Balakar Kobar Dikukuhkan untuk Antisipasi Karhutla)
Bersamaan dengan acara talkshow tersebut, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aloe Dohong atas nama Pemerintah Indonesia menganugerahkan medali kehormatan: "Bintang Jasa Utama Republik Indonesia" kepada Direktur Global Fire Monitoring Center of Max Planck Institute for Chemistry, University of Freiburg, Jerman, Johann Goldammer, atas dedikasi dan kontribusinya selama ini untuk Indonesia.
Goldammer sejak 1977 secara konsisten menaruh perhatian besar pada upaya nasional memerangi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan. Dia membantu mengembangkan konsep pengelolaan kebakaran hutan terpadu melalui kerja sama bilateral dengan Badan Kerjasama Teknis Jerman (GIZ), serta mengembangkan Pedoman Nasional Perlindungan Terhadap Kebakaran. Goldammer kemudian berperan dalam mengembangkan jaringan kebakaran hutan regional dan lebih luas di tingkat ASEAN dan global.
(dar)
tulis komentar anda