Emiten Baja Nasional Ini Target Raih Laba Rp773,24 Miliar di 2021
Jum'at, 10 Desember 2021 - 19:54 WIB
Selain mengenai performa keuangan dan operasional, jajaran direksi juga menjelaskan mengenai hal penting lain mengenai perseroan. Seperti napak tilas perseroan, tesis pertumbuhan serta rencana investasi perseroan, termasuk perkembangan strategi bisnis dan inisiatif ESG.
Termasuk produk-produk GGRP yang telah tersertifikasi, baik secara lokal maupun internasional, serta komitmen untuk terus memenuhi kebutuhan pasar.
Sementara Harianto menjelaskan mengenai progres transformasi digital perseroan. Antara lain berupa implementasi sistem ERP SAP serta penandatanganan kerjasama dengan HR cloud based software, Darwinbox. “Selain itu, GGRP juga terus berkontribusi pada komunitas sekitar, melalui program GRP Peduli,” kata Harianto.
Harianto juga memaparkan, beberapa tesis pertumbuhan dan rencana investasi dimana pada 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,9% oleh IMF yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia 4,9%.
Lanjut Harianto menerangkan, GGRP percaya peningkatan ekonomi akan disokong rencana pengeluaran pemerintah dan anggaran infrastrukur yang terus bertumbuh, serta adanya katalis berupa proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
“Perseroan juga optimistis akan prospek industri baja domestik yang diakibatkan pembatasan produksi baja Tiongkok dan peningkatan harga energi dunia. Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk menjadi pemain baja ekspor,” jelasnya.
Sedangkan Fedaus menjelaskan, bahwa Perseroan menunjukkan komitmen terhadap inisiatif hijau atau ESG dan mendukung pemerintah dalam Tujuan Perkembangan Berkelanjutan. Dalam hal ini, GGRP menjadi perusahaan baja pertama di Indonesia yang membeli karbon kredit berkualitas melalui Climate Impact X.
“Perseroan juga menggarisbawahi beberapa kerangka peraturan mengenai pasar karbon di Indonesia dan mengimbau industri baja untuk melakukan eksplorasi teknologi dan pembuatan roadmap keberlanjutan perseroan, untuk mendukung rencana aksi nasional pemerintah terkait perubahan iklim,” kata Fedaus.
Sementara Biplab Kumar Dutta mengatakan, GGRP menggunakan empat kerangka basis aksi dalam menjalankan strategi hijau dan dekarbonisasi. Yaitu melalui optimalisasi operasi inti, gerakan reduce and recycle, akselerasi pengurangan karbon serta kerja sama berkelanjutan.
Termasuk produk-produk GGRP yang telah tersertifikasi, baik secara lokal maupun internasional, serta komitmen untuk terus memenuhi kebutuhan pasar.
Sementara Harianto menjelaskan mengenai progres transformasi digital perseroan. Antara lain berupa implementasi sistem ERP SAP serta penandatanganan kerjasama dengan HR cloud based software, Darwinbox. “Selain itu, GGRP juga terus berkontribusi pada komunitas sekitar, melalui program GRP Peduli,” kata Harianto.
Harianto juga memaparkan, beberapa tesis pertumbuhan dan rencana investasi dimana pada 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,9% oleh IMF yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia 4,9%.
Lanjut Harianto menerangkan, GGRP percaya peningkatan ekonomi akan disokong rencana pengeluaran pemerintah dan anggaran infrastrukur yang terus bertumbuh, serta adanya katalis berupa proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
“Perseroan juga optimistis akan prospek industri baja domestik yang diakibatkan pembatasan produksi baja Tiongkok dan peningkatan harga energi dunia. Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk menjadi pemain baja ekspor,” jelasnya.
Sedangkan Fedaus menjelaskan, bahwa Perseroan menunjukkan komitmen terhadap inisiatif hijau atau ESG dan mendukung pemerintah dalam Tujuan Perkembangan Berkelanjutan. Dalam hal ini, GGRP menjadi perusahaan baja pertama di Indonesia yang membeli karbon kredit berkualitas melalui Climate Impact X.
“Perseroan juga menggarisbawahi beberapa kerangka peraturan mengenai pasar karbon di Indonesia dan mengimbau industri baja untuk melakukan eksplorasi teknologi dan pembuatan roadmap keberlanjutan perseroan, untuk mendukung rencana aksi nasional pemerintah terkait perubahan iklim,” kata Fedaus.
Sementara Biplab Kumar Dutta mengatakan, GGRP menggunakan empat kerangka basis aksi dalam menjalankan strategi hijau dan dekarbonisasi. Yaitu melalui optimalisasi operasi inti, gerakan reduce and recycle, akselerasi pengurangan karbon serta kerja sama berkelanjutan.
tulis komentar anda