Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II Tidak Bisa Dihindari Pasti Minus
Rabu, 10 Juni 2020 - 15:32 WIB
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 tidak bisa dihindari pasti akan minus seiring tekanan berat imbas pandemi virus corona atau Covid-19. Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memproyeksi, pertumbuhan ekonomi akan negatif.
( )
"Pada triwulan II tidak bisa dielakkan lagi pasti negatif. Perkiraan saya dikisaran minus 2 hingga minus 5%," ujar Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya penyebab pertumbuhan ekonomi kuartal II terhambat yakni adanya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di banyak wilayah. Adapun perlambatan ekonomi sangat terasa seiring aktivitas usaha yang terhenti, hampir sebagian besar sektor.
"Pada tahun lalu perekonomian kita meningkat karena adanya Ramadhan dan Lebaran. Jadi penurunan dibandingkan tahun lalu menjadi sangat besar," imbuhnya.
( )
Sebelumnya Menko Airlangga mengatakan 32 sektor usaha yang penjualannya menurun secara tahunan sejak April hingga 26 Mei 2020. Hal ini tak lain akibat dari dampak virus Corona (COVID-19) terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri. "Berbagai sektor kegiatan usaha mengalami penurunan di April dan mulai berhenti di Mei," ungkapnya
( )
"Pada triwulan II tidak bisa dielakkan lagi pasti negatif. Perkiraan saya dikisaran minus 2 hingga minus 5%," ujar Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya penyebab pertumbuhan ekonomi kuartal II terhambat yakni adanya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di banyak wilayah. Adapun perlambatan ekonomi sangat terasa seiring aktivitas usaha yang terhenti, hampir sebagian besar sektor.
"Pada tahun lalu perekonomian kita meningkat karena adanya Ramadhan dan Lebaran. Jadi penurunan dibandingkan tahun lalu menjadi sangat besar," imbuhnya.
( )
Sebelumnya Menko Airlangga mengatakan 32 sektor usaha yang penjualannya menurun secara tahunan sejak April hingga 26 Mei 2020. Hal ini tak lain akibat dari dampak virus Corona (COVID-19) terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri. "Berbagai sektor kegiatan usaha mengalami penurunan di April dan mulai berhenti di Mei," ungkapnya
(akr)
tulis komentar anda