Buntut Kenaikan Harga Kedelai, Pedagang Gorengan: Tipiskan Tempe atau Untung
Rabu, 12 Januari 2022 - 14:43 WIB
JAKARTA - Harga kedelai di Amerika Serikat yang tinggi membuat harga tempe ikut meroket. Juli 2021 harga kedelai mencapai USD14 atau setara dengan Rp8.924 per kilogram. Di Indonesia harga kedelai dibanderol Rp10.000-10.500 per kilogram.
Naiknya harga kedelai membuat harga tempe di konsumen Indonesia ikut melonjak. Tempe kini dibanderol di kisaran Rp14.000-16.000 per kg.
Kenaikan harga tempe membuat sejumlah pelaku usaha kecil mengatur strategi agar bisnisnya tetap berjalan. Menaikkan harga jelas bukan pilihan, mereka pun mencari cara lain.
Maman, seorang pedagang gorengan di bilangan Pasar Mini, Tambun Selatan, Bekasi, menuturkan. Memang, harga tempe yang dibelinya tak naik, namun ukurannya saja yang berubah, menjadi lebih kecil.
Alhasil, Maman menyebut, mau tidak mau ukuran gorengan jenis tempe yang dijualnya juga ikut diperkecil. Cara itu dilakukan agar para pembelinya tetap terjaga.
"Saya beli tempe di pasar harganya masih sama, Rp6.000 (per papan). Tapi karena kedelainya naik, penjualnya ngecilin ukuran tempe. Karena tempe di pasar kecil, saya jual juga kecil," kata Maman saat ditemui MNC Portal Indonesia di Rabu (11/1/2022).
Beda dengan Maman, Supriyatna (50), pedagang gorengan lainnya, mengatakan ada kenaikan harga tempe yang dibelinya. Jika biasanya dia membeli tempe seharga Rp5.000, kini naik jadi Rp6.000.
Meski harga tempe yang dibelinya mengalami kenaikan, Supriyatna mengaku tak latah menaikkan harga ke pembeli. Tidak juga mengecilkan ukuran dagangannya, dengan tujuan pembeli tetap datang kembali.
Sayangnya keputusan itu membuat, keuntungannya menipis. Ditambah kenaikan bahan baku lain, seperti minyak goreng, terigu, dan cabai, keuntungannya hanya pas untuk makan saja.
"Apa-apa sekarang naik, jadi keuntungannya tipis, paling cuma Rp100.000. Buat makan aja sudah habis," imbuh Supriyatna.
Naiknya harga kedelai membuat harga tempe di konsumen Indonesia ikut melonjak. Tempe kini dibanderol di kisaran Rp14.000-16.000 per kg.
Kenaikan harga tempe membuat sejumlah pelaku usaha kecil mengatur strategi agar bisnisnya tetap berjalan. Menaikkan harga jelas bukan pilihan, mereka pun mencari cara lain.
Maman, seorang pedagang gorengan di bilangan Pasar Mini, Tambun Selatan, Bekasi, menuturkan. Memang, harga tempe yang dibelinya tak naik, namun ukurannya saja yang berubah, menjadi lebih kecil.
Alhasil, Maman menyebut, mau tidak mau ukuran gorengan jenis tempe yang dijualnya juga ikut diperkecil. Cara itu dilakukan agar para pembelinya tetap terjaga.
"Saya beli tempe di pasar harganya masih sama, Rp6.000 (per papan). Tapi karena kedelainya naik, penjualnya ngecilin ukuran tempe. Karena tempe di pasar kecil, saya jual juga kecil," kata Maman saat ditemui MNC Portal Indonesia di Rabu (11/1/2022).
Beda dengan Maman, Supriyatna (50), pedagang gorengan lainnya, mengatakan ada kenaikan harga tempe yang dibelinya. Jika biasanya dia membeli tempe seharga Rp5.000, kini naik jadi Rp6.000.
Meski harga tempe yang dibelinya mengalami kenaikan, Supriyatna mengaku tak latah menaikkan harga ke pembeli. Tidak juga mengecilkan ukuran dagangannya, dengan tujuan pembeli tetap datang kembali.
Sayangnya keputusan itu membuat, keuntungannya menipis. Ditambah kenaikan bahan baku lain, seperti minyak goreng, terigu, dan cabai, keuntungannya hanya pas untuk makan saja.
"Apa-apa sekarang naik, jadi keuntungannya tipis, paling cuma Rp100.000. Buat makan aja sudah habis," imbuh Supriyatna.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda