Bisnis Logistik Tak Lagi Sama Setelah Pandemi Berlalu

Kamis, 11 Juni 2020 - 12:14 WIB
Seperti diketahui, pemerintah memang telah memberikan stimuls untuk pelaku bisnis. Untuk sektor pelayaran, pemerintah memberikan dispensasi perpanjangan sertifikat kapal dan sertifikat crewing yang tidak membahayakan aspek keselamatan. Ada juga dispensasi pemberlakuan penundaan docking untuk kapal yang sedang dalam masa operasional. Menurut Carmelita, INSA sangat mengapresiasi stimulus yang telah diberikan tersebut. Meski demikian, pihaknya juga masih menantikan stimulus-stimulus lainnya untuk industri pelayaran.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita menjelaskan wabah Corona telah merubah prilaku konsumen yang pada akhirnya mengubah juga peta bisnis logistik. Pelaku bisnis logistik di lini Business to Customer (B2C) dan Customer to Customer (C2C) mengalami peningkatan permintaan yang signifikan. Sebaliknya pemain logistik Business to Business (B2B) mengalami penurunan. Ini terjadi karena ada perubahan perilaku belanja dari konsumen yang bergeser ke ranah online untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Itu bisa terlihat dari kategori produk yang dikirim yang mengalami perubahan. Sebelum pandemi produk fesyen dan elektronik menjadi primadona. Kini permintaan untuk pengiriman produk-produk kebutuhan pokok, seperti makanan justru meningkat.

Secara umum, diakui oleh Zaldi Ilham Masita tahun ini pertumbuhan bisnis logistik akan mengalami penurunan alias minus. Setelah dalam lima tahun terakhir selalu mengalami pertumbuhan yang positif.

Menurunnya pertumbuhan bisnis logistik akibat Covid-19 membuat persaingan semakin sengit. Di satu sisi, pelaku usaha dituntut memberikan pelayanan lebih cepat dan mudah (pick-up), sementara di sisi lain, biaya operasional meningkat karena harus meningkatkan safety terhadap virus.

Masa Depan Datang Lebih Cepat

Prilaku konsumen yang berubah juga harus segera diantisipasi oleh pelaku usaha logistik. Menurut Zaldi Ilham Masita, datangnya wabah Corona, bisa diartikan sebagai alarm, ataumorning call bagi pelaku bisnis logistik. Saat ini permintaan konsumen bergeser ke komoditas primer (core products), seperti makanan dan produk segar.

Diakui oleh Zaldi Ilham, wabah Covid-19 telah mendorong percepatan evolusi permintaan konsumen terhadap layanan logistik atau e-commerce dari produk manufaktur ke core fresh products. Perubahan ini jelas jadi tantangan berat buat pelaku usaha logistik. Pasalnya, produk-produk segar (fresh) membutuhkan penanganan yang tidak mudah. Di saat pandemi konsumen menuntut penanganan dan pengiriman produk segar yang cepat tetapi juga murah.

Dalam sebauh diskusi mengenai dampak wabah corona terhadap bisnis logistik yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengatakan, wabah Covid19 telah membuat masa depan datang lebih cepat.

Pelaku usaha dipaksa harus belajar lebih cepat dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen. Penggunaan teknologi modern pun kini sudah jadi kebutuhan utama bagi peruasahaan logistik.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More