Porsi Kredit UMKM Ditarget 30 Persen, Jokowi: Akses Modal Jangan Dipersulit

Kamis, 20 Januari 2022 - 17:50 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan, tidak boleh lagi ada cerita misalnya akses kredit yang sulit, akses pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor informal yang sulit, UMKM yang kesulitan mengakses permodalan. Foto/Dok
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan, bahwa 99,9% pelaku usaha di Indonesia merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun meskipun jumlahnya besar, Jokowi menyebut porsi kredit di perbankan masih belum berubah dan berkutat di kisaran 20%.

“Masih ada di kisaran 20% saja, ini sekali lagi ini sudah tiga, atau mungkin empat kali saya sampaikan,” ucap Jokowi dalam sambutannya pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022).



Lantaran itu, Jokowi mendorong kemudahan akses permodalan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dengan strategi yang menerapkan berbagai terobosan serta diikuti aksi-aksi yang serius. Ditargetkan porsi kredit UMKM di perbankan diharapkan bisa mencapai 30% pada tahun 2024.



“Target kita di tahun 2024 bisa mencapai 30 persen porsi untuk UMKM kita. Untuk bisa sampai ke angka tersebut, kita tidak bisa mengandalkan pertumbuhan alamiah saja, diperlukan strategi yang harus dijalankan dengan terobosan-terobosan dari sekarang dan diikuti oleh aksi-aksi yang serius, yang konsisten, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Presiden menekankan bahwa akses permodalan bagi pelaku usaha tersebut harus dipermudah dan dipercepat sehingga memberikan peluang yang lebih besar bagi generasi muda yang memulai usaha dan juga UMKM untuk mengembangkan usaha atau memperbesar skala usahanya.

“Ini harus bisa kita permudah dan bisa kita percepat. Sehingga memberikan peluang yang lebih besar bagi generasi muda yang memulai usaha dan juga UMKM, untuk mengembangkan usaha atau memperbesar skala usahanya,” tuturnya.

"Tidak boleh lagi ada cerita misalnya akses kredit yang sulit, akses pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor informal yang sulit, UMKM yang kesulitan mengakses permodalan, koperasi yang sulit mengakses permodalan,” tegasnya.



Dia mengatakan, bahwa UMKM bisa menjadi komponen penting untuk memulihkan perekonomian. Selain itu juga bisa berperan mengatasi persoalan bottleneck supply chain akibat tingginya tren kenaikan permintaan yang belum mampu dipenuhi oleh para pemasok karena rantai pasok global belum pulih 100%.

“Keberhasilan UMKM bertransformasi di masa pandemi bisa menjadi modal awal yang penting untuk membawa mereka naik kelas ke tingkat, ke level yang lebih tinggi dan menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi yang sedang kita lakukan. Saya mengharapkan dukungan dari sektor dan industri jasa keuangan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan menyukseskan agenda reformasi struktural tersebut,” pungkasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More