Dihantam Kebijakan Keras Beijing, Harta 3 Pengusaha Properti Papan Atas China Raib Rp428,6 T

Rabu, 02 Februari 2022 - 10:24 WIB
Perusahaan mengumpulkan USD580 juta pada pertengahan Januari dengan menjual 452 juta saham dengan harga masing-masing dolar HK 10 atau diskon 15% untuk harga penutupan pada saat itu. Tetapi membutuhkan lebih banyak likuiditas, dan mungkin harus menjual aset nantinya, menurut Fitch.

Pemerintah China menyadari bahwa perombakan real estat bakal berdampak pada semua orang. Tetapi penyesuaian kebijakan baru-baru ini tidak boleh menyurutkan tekad, kata Qu Hongbin, kepala ekonom China dan co-head Asia Economics di HSBC di Hong Kong.

"Tekad tetap besar dan kekuatan reformasi belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Namun untuk menghindari meluasnya dampak negatif ke banyak sektor, yang menurut beberapa perkiraan bisa mencapai 5% dari PDB China. Merespons hal itu, pihak berwenang telah mengeluarkan arahan mempercepat persetujuan hipotek, memudahkan pendanaan untuk merger dan akuisisi tertentu.

Ditambah serta memotong suku bunga utama untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun untuk membantu meningkatkan ekonomi secara keseluruhan. Penurunan sektor real estat, wabah virus corona yang berkepanjangan serta perlambatan pertumbuhan ekspor terus membayangi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pada bulan Desember, penjualan rumah menyusut 19,6% dari tahun sebelumnya, dan investasi properti menurun sebesar 14%. Sementara pembiayaan yang diterima oleh pengembang real estat turun sebanyak 19,3%.

Beberapa analis telah mendesak kehati-hatian dalam mereformasi pasar properti. "Mengingat tantangan yang saat ini dalam ekonomi secara keseluruhan, merombak sektor real estat seharusnya dilanjutkan dengan lebih hati-hati," kata Shen Meng, direktur di bank investasi Chanson &Co yang berbasis di Beijing.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More