Emas Bisa Jadi Modal Usaha UMKM, Wamen BUMN Ungkap Bagaimana Caranya

Kamis, 10 Februari 2022 - 19:06 WIB
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mencatat bila pelaku usaha mikro membutuhkan modal usaha, maka emas dapat digadaikan sebagai modal usaha jangka pendek. Foto/Dok
JAKARTA - Akses pembiayaan bagi pelaku UMKM terus diperluas pemerintah. Melalui Holding Ultra Mikro, Kementerian BUMN memberikan kesempatan kepada UMKM untuk memperoleh pendanaan melalui pegadaian emas .



Terbentuknya holding ultra mikro dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai induknya memungkinkan terjadinya integrasi bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Salah satu integrasi yang muncul adalah, saling silang atau crossing nasabah.

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mencatat bila pelaku usaha mikro membutuhkan modal usaha, maka emas dapat digadaikan sebagai modal usaha jangka pendek.

Menurutnya, skema pendanaan itu menjadi upaya perluasan inklusi keuangan (financial inclusion), yang bertujuan mendorong unbankable people atau masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan dalam mendapatkan kredit usaha untuk memiliki akses ke sistem keuangan formal.



"Saya rasa, ini sangat menarik bahwa cara kita melakukan financial inclusion di masyarakat kelas bawah karena bukan hanya pendidikan dari sisi transaksional atau kredit tapi juga investasi dalam bentuk tabungan emas," ujar Wamen BUMN Kartika , Kamis (10/2/2022).

Rasio kredit yang diberikan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah ditargetkan mencapai 30% lebih dari total pembiayaan dari industri perbankan nasional. Target ini diperkirakan bisa tercapai melalui Holding Ultra Mikro. Holding ini beranggotakan PT Bank BRI Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT PNM (Persero).



Kartika menjelaskan, untuk tabungan emas nantinya dijadikan pilot project oleh Pegadaian. Dimana, melalui Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) nasabah dapat mengakses pendanaan.

Sentra Layanan Ultra Mikro yang diharapkan pada tahun ini bisa capai 1.000 Senyum. Bahkan, bisa memberikan akses yang lebih luas lagi dengan mengoptimalkan fungsi agen BRIlink yang saat ini capai 500.000 di seluruh Indonesia.

"Akses to payment bisa diberikan melalui produk ini dan bisa didistribusikan melalui uni BRI maupun BRIlink, dan tentunya penggunaan data analytic bagaimana kita bisa menyatukan berbagai data yang ada di PNM, Pegadaian dan BRI untuk menjadi sumber bagian melakukan berbagai analisa baik kredit dan sosial yang mampu memberikan targeting yang lebih tepat sasaran ke depan," katanya.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More