Sektor Perbankan Diprediksi Dorong Pergerakan IHSG
Senin, 15 Juni 2020 - 08:01 WIB
JAKARTA - Sejumlah analis memperkirakan bahwa indeks harga saham gabungan ( IHSG ) akan menguat pada sesi awal pembukaan perdagangan. Ada sejumlah faktor penopang penguatan itu, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari luar negeri, prediksi tidak adanya kenaikan suku bunga The Fed hingga tahun 2022 menjadi kabar baik buat pasar global, terutama Indonesia. Dari dalam negeri, isu-isu yang beredar terkait ketidakstabilan perbankan yang ternyata hoaks menjadi pendorong kenaikan indeks.
“Publik memberikan penilaian kembali bahwa perbankan nasional dinilai baik dan solid serta mampu bertahan,” kata Reza Priyambada, Senior CSA Research Institute, Senin (15/6/2020). ( Baca: Pulihkan Pariwisata, Menko Luhut Genjot Kontribusi Turis Domestik )
Penilaian yang baik terhadap perbankan dapat memicu para investor untuk kembali mengoleksi saham-saham sektor perbankan. Perburuan itu, ujung-ujungnya itu diprediksi bisa mendorong kenaikan indeks.
Selain itu, IHSG juga akan didongkrak oleh kondisi harga komoditas, terutama logam, yang kembali menguat seiring penilaian beralihnya investasi pelaku pasar dengan adanya gelombang kedua penyebaran Corona. Faktor-faktor itu yang membuat Reza optimistis dengan pergerakan IHSG hari ini.
“Indeks diperkirakan support di level 4835 sampai 4863 dan resisten di posisi 4895 sampai 4927,” katanya.
Sementara itu, William Surya Wijaya, analisis Indosurya Bersinar Sekuritas, mengatakan perjalanan pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar. Hal ini seiring jelang rilis data neraca perdagangan hari ini yang diproyeksi masih berada dalam kondisi stabil.
Dia melanjutkan, pergerakan nilai tukar rupiah serta fluktuasi harga komoditas akan turut memberikan sentimen pada pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
"IHSG masih dalam penguatan, dan bergerak pada 4698-4996," imbuhnya.
William kemudian merkomendasikan saham-saham perbankan yang layak dikoleksi, seperti BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia) dan BBNI (PT Bank Negara Indonesia). Di luar sektor perbankan, ada saham GGRM (PT Gudang Garam), SMRA (PT Semen Baturaja), HMSP (PT Sampoerna), ASII (PT Astra Intenational), dan PWON (PT Pakuwon Jati)
Dari luar negeri, prediksi tidak adanya kenaikan suku bunga The Fed hingga tahun 2022 menjadi kabar baik buat pasar global, terutama Indonesia. Dari dalam negeri, isu-isu yang beredar terkait ketidakstabilan perbankan yang ternyata hoaks menjadi pendorong kenaikan indeks.
“Publik memberikan penilaian kembali bahwa perbankan nasional dinilai baik dan solid serta mampu bertahan,” kata Reza Priyambada, Senior CSA Research Institute, Senin (15/6/2020). ( Baca: Pulihkan Pariwisata, Menko Luhut Genjot Kontribusi Turis Domestik )
Penilaian yang baik terhadap perbankan dapat memicu para investor untuk kembali mengoleksi saham-saham sektor perbankan. Perburuan itu, ujung-ujungnya itu diprediksi bisa mendorong kenaikan indeks.
Selain itu, IHSG juga akan didongkrak oleh kondisi harga komoditas, terutama logam, yang kembali menguat seiring penilaian beralihnya investasi pelaku pasar dengan adanya gelombang kedua penyebaran Corona. Faktor-faktor itu yang membuat Reza optimistis dengan pergerakan IHSG hari ini.
“Indeks diperkirakan support di level 4835 sampai 4863 dan resisten di posisi 4895 sampai 4927,” katanya.
Sementara itu, William Surya Wijaya, analisis Indosurya Bersinar Sekuritas, mengatakan perjalanan pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar. Hal ini seiring jelang rilis data neraca perdagangan hari ini yang diproyeksi masih berada dalam kondisi stabil.
Dia melanjutkan, pergerakan nilai tukar rupiah serta fluktuasi harga komoditas akan turut memberikan sentimen pada pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
"IHSG masih dalam penguatan, dan bergerak pada 4698-4996," imbuhnya.
William kemudian merkomendasikan saham-saham perbankan yang layak dikoleksi, seperti BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia) dan BBNI (PT Bank Negara Indonesia). Di luar sektor perbankan, ada saham GGRM (PT Gudang Garam), SMRA (PT Semen Baturaja), HMSP (PT Sampoerna), ASII (PT Astra Intenational), dan PWON (PT Pakuwon Jati)
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda