Hadapi Invasi Rusia, Ukraina Bakal Dapat Bantuan IMF Rp31,62 Triliun

Sabtu, 26 Februari 2022 - 07:11 WIB
Di sisi lain Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Kamis mengumumkan, sanksi ekonomi baru terhadap Moskow, termasuk membekukan aset bank-bank besar dan memotong ekspor teknologi tinggi ke negara itu, setelah berkoordinasi dengan Eropa.

Namun, para analis mencatat bahwa Moskow telah mempersiapkan selama bertahun-tahun untuk menahan sanksi semacam itu. Rusia membangun peti perang uang tunai dan emas dan memiliki utang yang sangat rendah.

"Ini bukan kebetulan. Saya pikir itu merupakan bagian dari apa yang kita sebut strategi benteng Rusia," kata Elina Ribakova dari Institute of International Finance, sebuah asosiasi perbankan global.

"Semua perubahan itu didesain dalam kebijakan makroekonomi untuk mengakomodasi ambisi geopolitik. Mereka (Rusia) memiliki celengan yang dapat melindungi dari sanksi," katanya kepada AFP.



Konflik juga dapat mengubah hitung-hitungan Federal Reserve untuk mengatasi tingginya inflasi di Amerika Serikat, seperti diungkapkan seorang pejabat bank sentral kemarin.

The Fed atau Bank Sentral AS pada bulan depan diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Covid-19, tetapi kemungkinan terbaru mereka harus bergerak lebih agresif jika krisis Ukraina mengganggu komoditas dan menaikkan harga.

Presiden Cleveland Federal Reserve Bank, Loretta Mester mengutarakan, bank sentral AS akan memantau dampak konflik terhadap ekonomi terbesar di dunia.

"Implikasi dari situasi yang sedang berlangsung di Ukraina untuk prospek ekonomi jangka menengah di AS juga akan menjadi pertimbangan dalam menentukan kecepatan yang tepat untuk menghapus akomodasi," katanya dalam sebuah pidato.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More