Perang! Ukraina Jadi Abu, Rusia Jadi Arang: Kedodoran Bayar Utang
Kamis, 10 Maret 2022 - 20:16 WIB
"Kemungkinan untuk melakukan pembayaran akan tergantung pada tindakan pembatasan yang dilakukan oleh negara-negara asing," kata Kementerian Keuangan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Dalam beberapa hari terakhir, lembaga pemeringkat lainnya, seperti Moody's Investors Service dan S&P Global Ratings juga telah memangkas penilaian mereka terhadap utang Rusia. Artinya, (surat) utang Rusia sekarang dianggap di bawah peringkat investasi, atau di wilayah "sampah".
S&P mengatakan tindakannya mengikuti langkah-langkah yang diyakini akan secara substansial meningkatkan risiko gagal bayar. Shane Oliver, dari perusahaan manajemen investasi AMP Capital, percaya bahwa default pada utang Rusia sudah terjadi secara efektif.
"Lagi pula, Rusia hanya akan membayar dalam rubel yang sangat terdepresiasi dan investor asing menjualnya dengan harga jual api (jauh di bawah harga pasar). Untungnya eksposur global terhadap rubel relatif rendah," katanya kepada BBC.
Rubel Rusia juga mencapai rekor terendah karena negara-negara di seluruh dunia memberlakukan sanksi yang semakin keras. Bulan lalu, bank sentral Rusia menaikkan lebih dari dua kali lipat suku bunganya menjadi 20% dalam upaya untuk menghentikan kehancuran nilai mata uangnya.
Dalam beberapa hari terakhir, lembaga pemeringkat lainnya, seperti Moody's Investors Service dan S&P Global Ratings juga telah memangkas penilaian mereka terhadap utang Rusia. Artinya, (surat) utang Rusia sekarang dianggap di bawah peringkat investasi, atau di wilayah "sampah".
S&P mengatakan tindakannya mengikuti langkah-langkah yang diyakini akan secara substansial meningkatkan risiko gagal bayar. Shane Oliver, dari perusahaan manajemen investasi AMP Capital, percaya bahwa default pada utang Rusia sudah terjadi secara efektif.
"Lagi pula, Rusia hanya akan membayar dalam rubel yang sangat terdepresiasi dan investor asing menjualnya dengan harga jual api (jauh di bawah harga pasar). Untungnya eksposur global terhadap rubel relatif rendah," katanya kepada BBC.
Rubel Rusia juga mencapai rekor terendah karena negara-negara di seluruh dunia memberlakukan sanksi yang semakin keras. Bulan lalu, bank sentral Rusia menaikkan lebih dari dua kali lipat suku bunganya menjadi 20% dalam upaya untuk menghentikan kehancuran nilai mata uangnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda