Stafsus Erick Thohir Bicara Soal Albert Burhan Jadi Tersangka Korupsi Pesawat Garuda
Senin, 14 Maret 2022 - 19:26 WIB
JAKARTA - Penetapan Direktur Utama PT Pelita Air Service (PAS), Albert Burhan sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan pesawat PT Garuda Indonesia Tbk cukup mengagetkan Kementerian BUMN. Pasalnya, pemegang saham tidak menduga Albert akan tersangkut tindak pidana yang terjadi sejak tahun 2011-2012 itu.
Penetapan Albert dan sejumlah nama oleh penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) merupakan konsekuensi logis atas laporan Menteri BUMN Erick Thohir ke Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu. Hanya saja, Staf Khusus Menteri BUMN , Arya Sinulingga mengaku laporan itu baru berdasarkan hasil audit tim Kementerian BUMN.
Artinya, dugaan keterlibatan Albert Burhan dan sejumlah nama lain belum diketahui sebelumnya. Arya menyebut penetapan tersangka lantaran adanya pendalaman Kejagung.
"Itu sih engga (tersangka sudah diketahui sebelumnya), kami kan engga sampai ke orang-orang detail. Karena laporan itu kalau audit per bagian saja, kalau ternyata setelah ditelusuri bisa saja, setelah ditanya kan bisa saja ada yang ngomong, kalau audit kan belum tentu ngomong," ujar Stafsus Menteri BUMN, Arya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Senin (14/3/2022).
Kementerian BUMN, lanjut Arya, mempercayai bahwa hasil investigasi atas laporan Erick Thohir didasarkan pada data-data valid. Bahkan, temuan tersebut melengkapi laporan awal yang diajukan sebelumnya.
Arya memastikan pihaknya terus membuka diri terhadap laporan tindak pidana korupsi yang diduga terjadi di internal perusahaan pelat merah. Laporan itu akan divalidasi dan selanjutnya ditindak lanjut ke pihak penegakan hukum.
"Jadi kita percayakan saja ke kejaksaan, hasil investigasi pasti lebih lengkap lagi temuan mereka daripada kami. Tapi paling engga dari hasil audit yang kami lakukan, setelah itu dia artinya kami sudah siap membuka diri. Jadi bukan dari posisi tertutup ditangkap, kita kan membuka diri, lalu ngasih data. Silahkan liat alurnya kalau di keuangan kami seperti ini, kalau di investigasi secara hukum kan bisa beda juga," ungkap dia.
Albert memang cukup berpengalaman di industri penerbangan nasional, khususnya di internal Garuda Indonesia sejak 2005. Saat itu dia menjabat sebagai VP Treasury Management emiten dengan kode saham GIAA periode 2005-2012.
Penetapan Albert dan sejumlah nama oleh penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) merupakan konsekuensi logis atas laporan Menteri BUMN Erick Thohir ke Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu. Hanya saja, Staf Khusus Menteri BUMN , Arya Sinulingga mengaku laporan itu baru berdasarkan hasil audit tim Kementerian BUMN.
Artinya, dugaan keterlibatan Albert Burhan dan sejumlah nama lain belum diketahui sebelumnya. Arya menyebut penetapan tersangka lantaran adanya pendalaman Kejagung.
"Itu sih engga (tersangka sudah diketahui sebelumnya), kami kan engga sampai ke orang-orang detail. Karena laporan itu kalau audit per bagian saja, kalau ternyata setelah ditelusuri bisa saja, setelah ditanya kan bisa saja ada yang ngomong, kalau audit kan belum tentu ngomong," ujar Stafsus Menteri BUMN, Arya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Senin (14/3/2022).
Kementerian BUMN, lanjut Arya, mempercayai bahwa hasil investigasi atas laporan Erick Thohir didasarkan pada data-data valid. Bahkan, temuan tersebut melengkapi laporan awal yang diajukan sebelumnya.
Arya memastikan pihaknya terus membuka diri terhadap laporan tindak pidana korupsi yang diduga terjadi di internal perusahaan pelat merah. Laporan itu akan divalidasi dan selanjutnya ditindak lanjut ke pihak penegakan hukum.
"Jadi kita percayakan saja ke kejaksaan, hasil investigasi pasti lebih lengkap lagi temuan mereka daripada kami. Tapi paling engga dari hasil audit yang kami lakukan, setelah itu dia artinya kami sudah siap membuka diri. Jadi bukan dari posisi tertutup ditangkap, kita kan membuka diri, lalu ngasih data. Silahkan liat alurnya kalau di keuangan kami seperti ini, kalau di investigasi secara hukum kan bisa beda juga," ungkap dia.
Albert memang cukup berpengalaman di industri penerbangan nasional, khususnya di internal Garuda Indonesia sejak 2005. Saat itu dia menjabat sebagai VP Treasury Management emiten dengan kode saham GIAA periode 2005-2012.
tulis komentar anda