Pedagang Pasar Dukung Penghapusan HET Minyak Goreng Kemasan
Jum'at, 18 Maret 2022 - 13:56 WIB
BEKASI - Keputusan pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dan melepasnya ke pasar sesuai harga keekonomian menuai pro kontra.
Menurut pedagang pasar, kebijakan tersebut lebih baik dibandingkan ada HET. Pasalnya, bagi pedagang hal terpenting adalah barang tersedia. Mereka mengaku, sebelumnya saat masih ada HET, minyak goreng susah didapat baik dari agen maupun distributor.
"Saya cuma pedagang. Kalau aturannya dicabut, silakan. Kalau pedagang tuh yang penting ada barangnya. Kalaupun mahal, kita ikutin aja (harga) pasar," ujar Mansyur, salah seorang pedagang sembako di Pasar Tambun, Bekasi saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (18/3/2022).
Meskipun nanti harga minyak goreng dari distributornya tinggi, Mansyur akan tetap berusaha menjualnya dengan selisih yang tidak terlalu tinggi karena mengikuti daya beli masyarakat kelas bawah.
"Walaupun distributornya ngasih harga tinggi, kita tetap ambil keuntungan tapi kita nyeimbangin ekonomi masyarakat juga," tuturnya.
Menurut Mansyur, saat ini minyak goreng kemasan sudah lancar pasokannya. Dengan kata lain, pihak sales distributor sudah rutin datang ke pasar untuk memasok minyak goreng. Hanya saja, barangnya tetap dibatasi.
"Kalau sekarang pasokannya lancar. Sales datengnya rutin, seminggu sekali mereka datang. Tapi ya gitu, barangnya masih dibatasin. Tiap pedagang cuma tiga karton," ungkapnya.
Menurut pedagang pasar, kebijakan tersebut lebih baik dibandingkan ada HET. Pasalnya, bagi pedagang hal terpenting adalah barang tersedia. Mereka mengaku, sebelumnya saat masih ada HET, minyak goreng susah didapat baik dari agen maupun distributor.
"Saya cuma pedagang. Kalau aturannya dicabut, silakan. Kalau pedagang tuh yang penting ada barangnya. Kalaupun mahal, kita ikutin aja (harga) pasar," ujar Mansyur, salah seorang pedagang sembako di Pasar Tambun, Bekasi saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (18/3/2022).
Meskipun nanti harga minyak goreng dari distributornya tinggi, Mansyur akan tetap berusaha menjualnya dengan selisih yang tidak terlalu tinggi karena mengikuti daya beli masyarakat kelas bawah.
"Walaupun distributornya ngasih harga tinggi, kita tetap ambil keuntungan tapi kita nyeimbangin ekonomi masyarakat juga," tuturnya.
Menurut Mansyur, saat ini minyak goreng kemasan sudah lancar pasokannya. Dengan kata lain, pihak sales distributor sudah rutin datang ke pasar untuk memasok minyak goreng. Hanya saja, barangnya tetap dibatasi.
"Kalau sekarang pasokannya lancar. Sales datengnya rutin, seminggu sekali mereka datang. Tapi ya gitu, barangnya masih dibatasin. Tiap pedagang cuma tiga karton," ungkapnya.
tulis komentar anda