Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadhan, CIPS Sarankan Perizinan Impor Otomatis
Jum'at, 25 Maret 2022 - 13:49 WIB
Keputusan impor diambil setelah mempertimbangkan data produksi, stok, dan konsumsi nasional. Bulog yang memiliki monopoli atas impor beras medium untuk konsumsi umum, baru dapat mengimpor setelah mendapat persetujuan dan kuota dari Kementerian Perdagangan.
Felippa menambahkan, proses panjang ini membuat impor pangan Indonesia kehilangan momentum yang tepat, yaitu saat harga di pasar internasional sedang murah. Proses ini juga tidak cukup cepat merespon adanya kenaikan harga di pasar.
Akhirnya saat komoditas yang diimpor memasuki pasar Indonesia, keberadaannya tidak cukup sukses untuk menstabilkan harga di pasar yang sudah terlanjur tinggi.
Masuknya komoditas impor tidak jarang juga berbenturan dengan masa panen petani di mana melimpahnya komoditas akan membuat harga turun. Petani jadi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.
”Panjangnya proses impor berkontribusi pada tingginya harga komoditas pangan, terutama pada komoditas penting yang kenaikan harganya berdampak besar pada tingkat konsumsinya di masyarakat. Hal ini akan memengaruhi konsumsi, terutama konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah,” tandasnya.
Sistem perizinan impor otomatis memberikan kesempatan kepada semua importir terdaftar untuk mengimpor. Penggunaan sistem ini akan mengurangi berbagai penundaan akibat proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi.
Meski begitu, sambung Fellipa, penggunaan sistem ini bukan berarti produk impor akan segera membanjiri pasar domestik dan sepenuhnya menggantikan produksi pertanian dalam negeri.
"Sistem perizinan impor otomatis diharapkan dapat membuat produsen yang kurang efisien untuk meningkatkan produktivitasnya," pungkasnya.
Felippa menambahkan, proses panjang ini membuat impor pangan Indonesia kehilangan momentum yang tepat, yaitu saat harga di pasar internasional sedang murah. Proses ini juga tidak cukup cepat merespon adanya kenaikan harga di pasar.
Akhirnya saat komoditas yang diimpor memasuki pasar Indonesia, keberadaannya tidak cukup sukses untuk menstabilkan harga di pasar yang sudah terlanjur tinggi.
Masuknya komoditas impor tidak jarang juga berbenturan dengan masa panen petani di mana melimpahnya komoditas akan membuat harga turun. Petani jadi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.
”Panjangnya proses impor berkontribusi pada tingginya harga komoditas pangan, terutama pada komoditas penting yang kenaikan harganya berdampak besar pada tingkat konsumsinya di masyarakat. Hal ini akan memengaruhi konsumsi, terutama konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah,” tandasnya.
Sistem perizinan impor otomatis memberikan kesempatan kepada semua importir terdaftar untuk mengimpor. Penggunaan sistem ini akan mengurangi berbagai penundaan akibat proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi.
Meski begitu, sambung Fellipa, penggunaan sistem ini bukan berarti produk impor akan segera membanjiri pasar domestik dan sepenuhnya menggantikan produksi pertanian dalam negeri.
"Sistem perizinan impor otomatis diharapkan dapat membuat produsen yang kurang efisien untuk meningkatkan produktivitasnya," pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda