Digitalisasi Meter Listrik, PLN Siap Luncurkan Aplikasi Mobile Baru
Rabu, 17 Juni 2020 - 17:33 WIB
Dia memastikan kembali bahwa lonjakan tagihan listrik bukan sebab kenaikan tarif listrik ataupun subsidi silang. Pihaknya menegaskan, meningkatnya tagihan listrik karena perubahan mekanisme tagihan dengan penggunaan rata-rata tiga bulan terakhir akibat pandemi Covid-19 sehingga petugas pencatat meter dari bulan April-Mei tidak lagi menyambangi rumah perumah karena wajib mengikuti protokol kesehatan.
“Lonjakan tagihan tesebut akibat perubahan mekanisme tagihan penggunaan rata-rata tagihan tiga bulan terakhir akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR Moreno Suprapto mendesak agar pelayanan PLN diperbaiki. Anggota Fraksi dari Partai Gerindra itu melihat pelayanan PLN sejak tahun lalu merosot.
“Tahun lalu kita dihebohkan dengan pemadaman massal (blackout) dan sekarang terjadi lonjakan tagihan listrik tidak wajar, sehingga pelayanan perlu diperbaiki karena PLN merupakan perusahaan negara yang mendapatkan penyertaan modal dan subsidi agar pelayanan kepada masyarakat terus lebih baik,” kata dia.
Disamping itu, pihaknya mendorong agar PLN tidak hanya menyiapkan aplikasi mobile saja tapi juga harus mengganti meter listrik dari konvensional menjadi smart meter. Sehingga pelayanan PLN harus segera berubah dari konvensional menuju modern.
“Jadi menurut saya ke depan perlu dievaluasi agar seluruh layanan PLN bertranformasi menjadi digital sehingga lebih transparan, praktis dan efisien,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esty. Anggota Fraksi Golkar itu juga menyoroti banyaknya masyarakat yang mengalami lonjakan tagihan tarif listrik. Sebab itu, perlu adanya transformasi pelayanan dari analog menjadi smart meter.
“Disamping efisien, smart meter akan memudahkan pelanggan mengecek tagihan listrik secara realtime sehingga tidak perlu petugas pencatat meter listrik tidak perlu repot-repot mengecek satu per satu ke rumah pelanggan,” tandasnya.
“Lonjakan tagihan tesebut akibat perubahan mekanisme tagihan penggunaan rata-rata tagihan tiga bulan terakhir akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR Moreno Suprapto mendesak agar pelayanan PLN diperbaiki. Anggota Fraksi dari Partai Gerindra itu melihat pelayanan PLN sejak tahun lalu merosot.
“Tahun lalu kita dihebohkan dengan pemadaman massal (blackout) dan sekarang terjadi lonjakan tagihan listrik tidak wajar, sehingga pelayanan perlu diperbaiki karena PLN merupakan perusahaan negara yang mendapatkan penyertaan modal dan subsidi agar pelayanan kepada masyarakat terus lebih baik,” kata dia.
Disamping itu, pihaknya mendorong agar PLN tidak hanya menyiapkan aplikasi mobile saja tapi juga harus mengganti meter listrik dari konvensional menjadi smart meter. Sehingga pelayanan PLN harus segera berubah dari konvensional menuju modern.
“Jadi menurut saya ke depan perlu dievaluasi agar seluruh layanan PLN bertranformasi menjadi digital sehingga lebih transparan, praktis dan efisien,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esty. Anggota Fraksi Golkar itu juga menyoroti banyaknya masyarakat yang mengalami lonjakan tagihan tarif listrik. Sebab itu, perlu adanya transformasi pelayanan dari analog menjadi smart meter.
“Disamping efisien, smart meter akan memudahkan pelanggan mengecek tagihan listrik secara realtime sehingga tidak perlu petugas pencatat meter listrik tidak perlu repot-repot mengecek satu per satu ke rumah pelanggan,” tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda