4 Daftar Raja Rokok Terkaya Indonesia, Ada yang Genggam Harta Rp612,8 Triliun
Selasa, 05 April 2022 - 14:57 WIB
Usai kebakaran dan kepergian sang ayah, Michael bersama adiknya Robert Budi Hartono membangun kembali Djarum, dan sukses membawanya sebagai produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.
Grup Djarum juga terlibat dalam berbagai kegiatan, salah satunya membangun klub bulu tangkis yang dikenal PB Djarum melalui Djarum Foundation. Klub badminton di bawah naungan Djarum Super ini telah melahirkan pemain bulutangkis kelas internasional seperti Kevin Sanjaya Sukomuljo, Mohammad Ahsan hingga Tantowi Ahmad.
Tak tanggung-tanggung, Djarum juga merekrut para pelatih bulu tangkis andal seperti Liem Swie King, Ivana Lie, dan Susi Susanti sebagai pelatih klub tersebut. Jarak usia yang hanya setahun dari sang kakak Michael, Robert memiliki andil besar dalam melebarkan sayap Grup Djarum. Pada 1988, kakak beradik Hartono ini resmi menjadi pemegang saham mayoritas BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan.
Susilo Wonowidjojo
Susilo Wonowidjojo dan keluarganya merupakan pemilik perusahaan rokok Gudang Garam. Selain perusahaan rokok, Gudang Garam juga merambah di bidang infrastruktur seperti pembangunan jalan tol tahun 2019. Gudang Garam merupakan salah satu raksasa industri rokok yang berbasis di Kediri, Jawa Timur.
Susilo menjadi pucuk pimpinan Gudang Garam menggantikan kakaknya, Rachman Halim atau Tjoa To Hing, anak pertama Surya Wonowidjojo yang meninggal pada 27 Juli 2008 silam. Pemilik Gudang Garam ini merupakan orang ketiga konglomerat rokok terkaya di Indonesia.
Pada 2020 lalu, nilai kapitalisasi Gudang Garam di bursa saham mencapai Rp80,14 triliun per November 2020. Gudang Garam mulai merambah dunia perbankan, properti, elektronik, hingga teknologi digital. Susilo juga mengembangkan bandara internasional di Kediri.
Putera Sampoerna
Pria yang lahir 13 Oktober 1947 di Schiedam, Belanda ini mendirikan perusahaan rokok yang dikenal dengan merek Sampoerna melalui PT HM Sampoerna Tbk. Namun pada 2005 lalu HM Sampoerna diakuisisi perusahaan rokok raksasa dunia yakni Philip Morris sebesar USD5,2 miliar atau setara Rp48 triliun saat itu.
Grup Djarum juga terlibat dalam berbagai kegiatan, salah satunya membangun klub bulu tangkis yang dikenal PB Djarum melalui Djarum Foundation. Klub badminton di bawah naungan Djarum Super ini telah melahirkan pemain bulutangkis kelas internasional seperti Kevin Sanjaya Sukomuljo, Mohammad Ahsan hingga Tantowi Ahmad.
Tak tanggung-tanggung, Djarum juga merekrut para pelatih bulu tangkis andal seperti Liem Swie King, Ivana Lie, dan Susi Susanti sebagai pelatih klub tersebut. Jarak usia yang hanya setahun dari sang kakak Michael, Robert memiliki andil besar dalam melebarkan sayap Grup Djarum. Pada 1988, kakak beradik Hartono ini resmi menjadi pemegang saham mayoritas BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan.
Susilo Wonowidjojo
Susilo Wonowidjojo dan keluarganya merupakan pemilik perusahaan rokok Gudang Garam. Selain perusahaan rokok, Gudang Garam juga merambah di bidang infrastruktur seperti pembangunan jalan tol tahun 2019. Gudang Garam merupakan salah satu raksasa industri rokok yang berbasis di Kediri, Jawa Timur.
Susilo menjadi pucuk pimpinan Gudang Garam menggantikan kakaknya, Rachman Halim atau Tjoa To Hing, anak pertama Surya Wonowidjojo yang meninggal pada 27 Juli 2008 silam. Pemilik Gudang Garam ini merupakan orang ketiga konglomerat rokok terkaya di Indonesia.
Pada 2020 lalu, nilai kapitalisasi Gudang Garam di bursa saham mencapai Rp80,14 triliun per November 2020. Gudang Garam mulai merambah dunia perbankan, properti, elektronik, hingga teknologi digital. Susilo juga mengembangkan bandara internasional di Kediri.
Putera Sampoerna
Pria yang lahir 13 Oktober 1947 di Schiedam, Belanda ini mendirikan perusahaan rokok yang dikenal dengan merek Sampoerna melalui PT HM Sampoerna Tbk. Namun pada 2005 lalu HM Sampoerna diakuisisi perusahaan rokok raksasa dunia yakni Philip Morris sebesar USD5,2 miliar atau setara Rp48 triliun saat itu.
tulis komentar anda