Ekonomi Rusia di Ambang Kehancuran? Proyeksi Resmi Pemerintah Bocor

Selasa, 10 Mei 2022 - 10:05 WIB
Presiden tidak menggunakan pidato untuk secara resmi menyatakan perang melawan Ukraina atau mengumumkan mobilisasi skala besar, namun Putin terus menyebut konflik Ukraina sebagai "operasi khusus".

Seorang analis di Evercore, Krishna Guha mengatakan, bahwa Putin "waspada dengan risiko dukungan domestik terkait perang melalui wajib militer massal".

Sementara itu, para pejabat Eropa terkunci dalam pembicaraan tentang bagaimana melanjutkan larangan pembelian minyak dan gas Rusia yang masih terus diperdebatkan.

Komisi Eropa dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menawarkan lebih banyak uang kepada negara-negara Eropa timur yang terkurung daratan untuk membangun dukungan bagi embargo minyak, yang menghadapi tentangan keras dari Hongaria.

Inggris dan AS telah bersumpah untuk membuang minyak Rusia, dan negara-negara Eropa juga berusaha untuk menghentikan pasokan gas dari Moskow. Bank sentral Rusia telah berulang kali memangkas suku bunga dalam beberapa pekan terakhir setelah menaikkannya pada awal konflik.

Inflasi Rusia telah melonjak menjadi 17,62% pada 15 April, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 22,6% untuk sepanjang tahun ini. Posisi itu jauh di atas target bank sentral Rusia yang hanya 4% pada tahun 2023.

Lonjakan inflasi telah membuat bank sentral Rusia menaikkan suku bunga menjadi 20% dari 9,5% pada akhir Februari silam. Ini menjadi langkah darurat, yang menurut Gubernur Elvira Nabiullina, membantu menstabilkan mata uang rubel dan mengatasi lonjakan inflasi.

Suku bunga utama bank diturunkan menjadi 17% pada 8 April dalam langkah lain yang tidak terjadwal. Analis yang disurvei oleh Reuters sekarang memperkirakan, suku bunga turun lebih lanjut, 200 basis poin menjadi 15%, pada pertemuan penetapan suku bunga berikutnya pada hari Jumat.

Pemotongan bertujuan untuk mendorong pengeluaran, meskipun ada lonjakan inflasi menjadi 17,7%. Berbicara pada akhir April lalu, Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina memperingatkan, resesi parah, melonjaknya harga dan gejolak pada pasar tenaga kerja Rusia.

Dia mengatakan ekonomi Rusia kemungkinan akan tetap stagnan pada 2023. Angka resmi menunjukkan ekonomi Rusia tumbuh 3,7% pada kuartal pertama, tetapi Nabiullina mengatakan, ini adalah dorongan ketika orang-orang menimbun barang.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More