Tumbuh Positif, Aset Perbankan Sulsel Tembus Rp166,51 Triliun
Selasa, 07 Juni 2022 - 17:31 WIB
MAKASSAR - Kinerja perbankan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada bulan April 2022 masih positif, terlihat dari pertumbuhan aset yang mencapai 6,09 persen secara Year on Year (YoY) dengan nilai Rp166,51 triliun.
Hal itu turut didukung oleh pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 5,50 persen YoY dengan nilai Rp113,87 triliun. Sedangkan penyaluran kredit perbankan Sulsel tumbuh 4,97 persen YoY dengan nilai Rp131,85 triliun.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman memaparkan, kinerja positif perbankan Sulsel dipengaruhi pula oleh fungsi intermediasi bank yang baik, tercermin dari angka Loan To Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 114,98 persen.
"Angka LDR ini artinya kredit yang disalurkan jauh lebih tinggi daripada dana yang dihimpun. Tapi ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi kami bagaimana terus secara masif meningkatkan akses masyarakat untuk menempatkan dana di bank," jelas Darwisman, Selasa (7/6/2022).
Untuk Non Performing Loan (NPL) perbankan Sulsel, Darwisman mengatakan masih tetap terkendali karena berada di bawah ambang batas 5 persen, yaitu sebesar 3,57 persen.
"NPL masih aman di bawah ambang batas 5 persen. Tugas kami untuk menjaga ini agar tren NPL tidak meningkat walaupun di tengah kondisi ekonomi sulit. Ini adalah tugas berat kami," katanya.
Lanjut Darwisman, jika dilihat dari portofolio kredit, ada lima sektor dengan kucuran kredit terbesar di Sulsel, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran (Rp25,46 triliun), disusul sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan (Rp9,31 triliun).
Selanjutnya, sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (Rp3,43 triliun), sektor Konstruksi (Rp4,76 triliun), serta Industri Pengolahan (Rp5,29 triliun).
"Kredit perbankan Sulsel masih didominasi sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Tapi Sulsel ini adalah basisnya pertanian, jadi masih bisa didorong untuk pengembangan kredit untuk sektor pertanian. Itu juga salah satu pekerjaan rumah kami," sebut Darwisman.
Secara sebaran wilayah, Makassar menjadi daerah dengan kucuran kredit tertinggi, yakni mencapai Rp70,74 triliun. Nilai tersebut jauh berbeda dengan daerah lainnya, yaitu Parepare (Rp7,44 triliun), Palopo (5,39 triliun), Bone (Rp4,13 triliun), dan Wajo (Rp3,68 triliun).
Hal itu turut didukung oleh pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 5,50 persen YoY dengan nilai Rp113,87 triliun. Sedangkan penyaluran kredit perbankan Sulsel tumbuh 4,97 persen YoY dengan nilai Rp131,85 triliun.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman memaparkan, kinerja positif perbankan Sulsel dipengaruhi pula oleh fungsi intermediasi bank yang baik, tercermin dari angka Loan To Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 114,98 persen.
"Angka LDR ini artinya kredit yang disalurkan jauh lebih tinggi daripada dana yang dihimpun. Tapi ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi kami bagaimana terus secara masif meningkatkan akses masyarakat untuk menempatkan dana di bank," jelas Darwisman, Selasa (7/6/2022).
Untuk Non Performing Loan (NPL) perbankan Sulsel, Darwisman mengatakan masih tetap terkendali karena berada di bawah ambang batas 5 persen, yaitu sebesar 3,57 persen.
"NPL masih aman di bawah ambang batas 5 persen. Tugas kami untuk menjaga ini agar tren NPL tidak meningkat walaupun di tengah kondisi ekonomi sulit. Ini adalah tugas berat kami," katanya.
Lanjut Darwisman, jika dilihat dari portofolio kredit, ada lima sektor dengan kucuran kredit terbesar di Sulsel, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran (Rp25,46 triliun), disusul sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan (Rp9,31 triliun).
Selanjutnya, sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (Rp3,43 triliun), sektor Konstruksi (Rp4,76 triliun), serta Industri Pengolahan (Rp5,29 triliun).
"Kredit perbankan Sulsel masih didominasi sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Tapi Sulsel ini adalah basisnya pertanian, jadi masih bisa didorong untuk pengembangan kredit untuk sektor pertanian. Itu juga salah satu pekerjaan rumah kami," sebut Darwisman.
Secara sebaran wilayah, Makassar menjadi daerah dengan kucuran kredit tertinggi, yakni mencapai Rp70,74 triliun. Nilai tersebut jauh berbeda dengan daerah lainnya, yaitu Parepare (Rp7,44 triliun), Palopo (5,39 triliun), Bone (Rp4,13 triliun), dan Wajo (Rp3,68 triliun).
(agn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda