Rusia Dituding Curi Biji Gandum Ukraina dan Mengekspornya, Turki Jadi Penengah

Jum'at, 10 Juni 2022 - 16:08 WIB
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Ukraina mengatakan, Ukraina tidak dapat menghapus ranjau pantai karena Rusia akan "menggunakan koridor biji-bijian itu untuk menyerang Ukraina selatan".

Rusia juga menyalahkan sanksi Barat atas krisis pangan yang mengancam global. Namun Barat justru balik menuding Rusia telah menggunakan pasokan makanan sebagai 'senjata'.



Turki sendiri mencoba menjadi perantara kesepakatan untuk menciptakan koridor maritim yang aman.

Apa Komentar Ukraina?

Pekan lalu duta besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar mengungkapkan, Rusia sedang mengirimkan biji-bijian curian dari Krimea, dan Turki termasuk di antara tujuan tersebut.

"Kami telah mengajukan permohonan agar Turki membantu dan, atas saran pihak Turki, meluncurkan kasus kriminal mengenai mereka yang mencuri dan menjual biji-bijian," katanya seperti dikutip Reuters.

Kepala Asosiasi Biji-bijian Ukraina, Mykola Gorbachov telah memperingatkan bahwa, jika ekspor tidak dapat dilanjutkan dari pelabuhan Ukraina, maka panen berikutnya mulai akhir Juli akan sangat terpengaruh.

Dia mengatakan, ekspor biji-bijian Ukraina akan dibatasi hingga maksimum 20 juta ton tahun depan - melalui jalan darat, sungai, dan kereta api - sedangkan tahun lalu berhasil mengekspor 44,7 juta ton.

Mengapa Jadi Masalah Internasional?

Perang Rusia ke Ukraina telah memicu kenaikan harga bahan pangan di seluruh dunia, seperti untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk. Sebagian disebabkan oleh sanksi Barat terhadap Rusia.

Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global, dimana kontribusi Ukraina hampir 10%. Pada tahun 2019, Ukraina menyumbang 16% dari pasokan jagung dunia dan 42% dari minyak bunga matahari, menurut data PBB.

Blokade Ukraina saat ini dan penimbunan biji-bijian oleh beberapa negara berkontribusi pada kekurangan di negara-negara yang sudah dilanda kerawanan pangan.

Petroc Wilton dari Program Pangan Dunia di Somalia mengatakan, kekeringan di Afrika sudah menghancurkan. "Empat musim hujan berturut-turut gagal. Lima belas juta orang kelaparan, naik menjadi 20 pada akhir tahun," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More