Ketakutan Eropa Jadi Nyata! Gazprom Umumkan Force Majeure Pasokan Gas
Senin, 18 Juli 2022 - 23:27 WIB
Kementerian Ekonomi Jerman menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan rincian keberadaan turbin tersebut. Namun juru bicara kementerian mengatakan bahwa komponen itu adalah suku cadang pengganti yang dimaksudkan untuk digunakan mulai September, yang berarti ketidakhadirannya tidak bisa menjadi alasan untuk penurunan aliran gas sebelum pemeliharaan.
"Ini terdengar seperti petunjuk pertama bahwa pasokan gas melalui NS1 mungkin tidak akan dilanjutkan setelah pemeliharaan 10 hari berakhir," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro.
"Tergantung pada keadaan 'luar biasa' apa yang ada dalam pikiran untuk menyatakan force majeure, dan apakah masalah ini bersifat teknis atau lebih politis, itu bisa berarti langkah selanjutnya dalam eskalasi antara Rusia dan Eropa/Jerman," tambahnya.
Pasokan gas Rusia ke Eropa telah menurun selama beberapa bulan terakhir, termasuk melalui Ukraina dan Belarusia, serta melalui Nord Stream 1. Uni Eropa yang telah menerapkan sanksi terhadap Moskow, berencana stop menggunakan bahan bakar fosil Rusia pada 2027. Akan tetapi, untuk saat ini Eropa dipastikan butuh pasokan tetap berlanjut sampai sumber-sumber energi alternatif telah berkembang.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"Ini terdengar seperti petunjuk pertama bahwa pasokan gas melalui NS1 mungkin tidak akan dilanjutkan setelah pemeliharaan 10 hari berakhir," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro.
"Tergantung pada keadaan 'luar biasa' apa yang ada dalam pikiran untuk menyatakan force majeure, dan apakah masalah ini bersifat teknis atau lebih politis, itu bisa berarti langkah selanjutnya dalam eskalasi antara Rusia dan Eropa/Jerman," tambahnya.
Pasokan gas Rusia ke Eropa telah menurun selama beberapa bulan terakhir, termasuk melalui Ukraina dan Belarusia, serta melalui Nord Stream 1. Uni Eropa yang telah menerapkan sanksi terhadap Moskow, berencana stop menggunakan bahan bakar fosil Rusia pada 2027. Akan tetapi, untuk saat ini Eropa dipastikan butuh pasokan tetap berlanjut sampai sumber-sumber energi alternatif telah berkembang.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(fai)
tulis komentar anda