3 Negara Eropa Terancam Gelap Dihantam Force Majeur Gas Rusia Berkepanjangan
Kamis, 21 Juli 2022 - 06:03 WIB
MOSKOW - Ancaman krisis listrik semakin nyata di Eropa saat aliran gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 harus mendapatkan perbaikan selama 10 hari yang dijadwalkan bakal selesai Kamis, hari ini waktu setempat. Namun bila keadaan force majure yang disampaikan BUMN gas Rusia, Gazprom pada pasokan gas ke Eropa mulai 14 Juni berkepanjangan, maka bukan tidak mungkin pemadaman bisa terjadi.
Sebagai informasi, pipa Nord Stream 1 mengirimkan 55 miliar meter kubik gas per tahun ke Eropa, atau sekitar 40% dari total impor pipanya dari Rusia. Sedangkan permintaan gas untuk kebutuhan listrik di kawasan Benua Biru -julukan Eropa- itu sangat tinggi.
Namun muncuk kekhawatiran pasokan gas dari Rusia yang terancam tak lagi mengalir ke Eropa karena ada sanksi yang diberikan kepada Rusia. Sejumlah negara di Eropa telah memberikan sinyal akan krisis gas. Misalnya saja Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan bahwa negara itu harus bersiap menghadapi hal terburuk soal pasokan gas.
Hal itu dipicu ketika Nord Stream 1, pipa utama yang mengirimkan gas Rusia ke Jerman dan sekitarnya, mengalami perbaikan tahunan selama sepuluh hari dan dijadwalkan perbaikan tersebut akan selesai pada Kamis hari ini.
Ada kekhawatiran di negara-negara Eropa bahwa Moskow mungkin tidak akan kembali mengalirkan gas melalui jaringan pipa tersebut setelah masa perbaikan selesai sebagai tindakan pembalasan atas sanksi yang dikenakan pada Rusia karena perang di Ukraina. Hal tersebut dapat meningkatkan krisis energi yang berisiko membawa kawasan itu ke dalam resesi.
Termasuk negara yang sangat bergantung terhadap gas untuk sarana pembangkit daya listrik. Peningkatan permintaan gas untuk aliran listrik ini semakin tinggi karena udara di Eropa meningkat. Jadi tak heran kebutuhan listrik untuk menyalakan unit pendingin udara pun meningkat.
Berikut 3 negara yang akan gelap setelah Gazprom Rusia memberlakukan Force Majeur:
Sebagai informasi, pipa Nord Stream 1 mengirimkan 55 miliar meter kubik gas per tahun ke Eropa, atau sekitar 40% dari total impor pipanya dari Rusia. Sedangkan permintaan gas untuk kebutuhan listrik di kawasan Benua Biru -julukan Eropa- itu sangat tinggi.
Namun muncuk kekhawatiran pasokan gas dari Rusia yang terancam tak lagi mengalir ke Eropa karena ada sanksi yang diberikan kepada Rusia. Sejumlah negara di Eropa telah memberikan sinyal akan krisis gas. Misalnya saja Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan bahwa negara itu harus bersiap menghadapi hal terburuk soal pasokan gas.
Hal itu dipicu ketika Nord Stream 1, pipa utama yang mengirimkan gas Rusia ke Jerman dan sekitarnya, mengalami perbaikan tahunan selama sepuluh hari dan dijadwalkan perbaikan tersebut akan selesai pada Kamis hari ini.
Ada kekhawatiran di negara-negara Eropa bahwa Moskow mungkin tidak akan kembali mengalirkan gas melalui jaringan pipa tersebut setelah masa perbaikan selesai sebagai tindakan pembalasan atas sanksi yang dikenakan pada Rusia karena perang di Ukraina. Hal tersebut dapat meningkatkan krisis energi yang berisiko membawa kawasan itu ke dalam resesi.
Termasuk negara yang sangat bergantung terhadap gas untuk sarana pembangkit daya listrik. Peningkatan permintaan gas untuk aliran listrik ini semakin tinggi karena udara di Eropa meningkat. Jadi tak heran kebutuhan listrik untuk menyalakan unit pendingin udara pun meningkat.
Berikut 3 negara yang akan gelap setelah Gazprom Rusia memberlakukan Force Majeur:
tulis komentar anda