Aliran Gas Rusia ke Jerman Makin Menipis, Orang Eropa Harus Membayar Mahal

Kamis, 28 Juli 2022 - 09:55 WIB
Harga gas telah melonjak setelah Rusia untuk kesekian kalinya kembali memperketat pasokan gas ke Jerman dan negara-negara Eropa tengah lainnya. Foto/Dok
BERLIN - Harga gas telah melonjak setelah Rusia untuk kesekian kalinya kembali memperketat pasokan gas ke Jerman dan negara-negara Eropa tengah lainnya. Harga gas Eropa naik hampir 2%, pada akhir perdagangan kemarin waktu setempat untuk mendekati rekor tertinggi setelah Rusia menginvasi Ukraina.



Seperti diketahui Rusia telah memotong aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman, yang saat ini beroperasi kurang dari seperlima dari kapasitas normalnya. Sebelum Perang Ukraina, Jerman mengimpor lebih dari setengah gasnya dari Rusia dan sebagian besar berasal dari Nord Stream 1 serta sisanya dikirimkan dari pipa berbasis darat.



Pada akhir Juni 2022, pasokan gas Rusia ke Jerman sudah berkurang menjadi lebih dari seperempat. Perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom telah berusaha untuk membenarkan pemotongan terbaru dengan mengatakan hal itu diperlukan agar perawatan rutin turbin bisa berjalan baik.



Namun pemerintah Jerman mengatakan, alasan teknis yang dilontarkan Rusia untuk membatasi pasokan gas tidak beralasan. Sementara itu Ukraina menuduh Moskow melancarkan 'perang gas' melawan Eropa dan pengurangan pasokan bertujuan untuk menciptakan 'teror' kepada orang-orang.

Sementara itu Polandia mengatakan, bakal sepenuhnya independen dari gas Rusia pada akhir tahun 2022. "Bahkan sekarang, Rusia tidak lagi dapat memeras kami dengan cara memeras Jerman misalnya," ujar Perdana Menteri, Mateusz Morawiecki.

Di sisi lain Inggris tidak akan terkena dampak langsung dari gangguan pasokan gas, karena Negeri Ratu Elizabeth itu hanya mengimpor kurang dari 5% gasnya dari Rusia. Namun mereka bakal terkena imbas lonjakan harga di pasar global karena permintaan di Eropa meningkat.

Harga gas Inggris naik 7% pada hari Rabu, kemarin sehingga harganya sekarang lebih dari enam kali lebih tinggi dari tahun lalu. Namun itu masih jauh di bawah level tertinggi yang sempat terlihat setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More