Harga Minyak Dunia 'Mengering' Imbas Corona Amerika
Rabu, 01 Juli 2020 - 09:48 WIB
TOKYO - Harga minyak dunia turun pada hari Rabu (1/7/2020) imbaskekhawatiran pelemahan permintaan minyak mentah dunia di Amerika Serikat . Pasalnya, kasus virus Corona masih terus meningkat di negara itu.
Dilansir Reuters, minyak mentah jenis brent, LCOc1 naik 33 sen atau 0,8% menjadi USD 41,60 per barel pada pukul 00.44 GMT, setelah turun lebih dari 1% pada hari Selasa. Sedangkan minyak mentah AS naik 42 sen atau 1,1% menjadi $ 39,69 per barel, setelah turun 1,1% pada sesi sebelumnya. (Baca:
Minyak mentah dan bensin AS turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik. Data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) Selasa malam menunjukkan persediaan minyak mentah turun 8,2 juta barel menjadi 537 juta barel, berlawanan dengan perkiraan analis untuk penarikan 710.000 barel.
"Jika estimasi API diperiksa oleh data resmi lembaga pemerintah yang akan keluar besok, ini akan dipandang sebagai sinyal bullish yang pasti. Laporan-laporan itu bisa membantu meringankan beberapa masalah persediaan yang masih ada," kata kepala strategi pasar global di AxiCorp Stephen Innes. ( Baca:WHO: Yang Terburuk dari Pandemi Virus Corona 'Belum Datang' )
Namun, para analis menyebutkan, harga kemungkinan akan ditutup turun karena dunia dibanjiri dengan minyak setelah pandemi Corona menyebabkan permintaan untuk bahan bakar turun sekitar sepertiga. Analisis mengindikasikan bahwa harga minyak akan terkonsolidasi pada kisaran USD40 per barel tahun ini, dengan pemulihan yang berpotensi meningkat pada kuartal keempat.
Dilansir Reuters, minyak mentah jenis brent, LCOc1 naik 33 sen atau 0,8% menjadi USD 41,60 per barel pada pukul 00.44 GMT, setelah turun lebih dari 1% pada hari Selasa. Sedangkan minyak mentah AS naik 42 sen atau 1,1% menjadi $ 39,69 per barel, setelah turun 1,1% pada sesi sebelumnya. (Baca:
Minyak mentah dan bensin AS turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik. Data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) Selasa malam menunjukkan persediaan minyak mentah turun 8,2 juta barel menjadi 537 juta barel, berlawanan dengan perkiraan analis untuk penarikan 710.000 barel.
"Jika estimasi API diperiksa oleh data resmi lembaga pemerintah yang akan keluar besok, ini akan dipandang sebagai sinyal bullish yang pasti. Laporan-laporan itu bisa membantu meringankan beberapa masalah persediaan yang masih ada," kata kepala strategi pasar global di AxiCorp Stephen Innes. ( Baca:WHO: Yang Terburuk dari Pandemi Virus Corona 'Belum Datang' )
Namun, para analis menyebutkan, harga kemungkinan akan ditutup turun karena dunia dibanjiri dengan minyak setelah pandemi Corona menyebabkan permintaan untuk bahan bakar turun sekitar sepertiga. Analisis mengindikasikan bahwa harga minyak akan terkonsolidasi pada kisaran USD40 per barel tahun ini, dengan pemulihan yang berpotensi meningkat pada kuartal keempat.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda