Wawancara Khusus Founder & CEO Suryanesia Rheza Adhihusada: Efisiensi Biaya Listrik melalui Pemanfaatan Tenaga Surya
Rabu, 31 Agustus 2022 - 20:56 WIB
JAKARTA - Pemanfaatan tenaga surya atau matahari menjadi listrik merupakan sebuah konsep energi terbarukan yang kini terus dikembangkan di berbagai negara. Tak terkecuali di Indonesia. Di saat perubahan iklim menjadi isu utama global saat ini, energi terbarukan diyakini mampu menekan emisi karbon yang disebabkan karena bahan bakar berbasis fosil, batubara, dan minyak.
Kondisi itu menginspirasi Rheza Adhihusada untuk berkontribusi terhadap lingkungan. Hasratnya untuk menjadi entrepreneur digelutinya dengan merintis perusahaan berkonsep energi hijau (green energy). Suryanesia, perusahaan yang baru didirikan pada tahun lalu dibentuk untuk memberikan solusi penghematan listrik melalui panel solar berbasis tenaga surya atau sinar matahari.
“Ini berawal karena awareness terhadap sustainability dan climate change sudah sangat tinggi. Belajar dari banyak bencana dampak perubahan iklim yang terjadi di Eropa, Amerika, makanya kami ingin membantu dari Indonesia,” kata alumnus bidang ekonomi di Boston College dan University of Oxford itu.
Berikut petikan wawancaranya saat berbincang khusus dengan KORAN SINDO di Gedung SINDO, Jakarta, baru-baru ini.
Apa latar belakang keinginan Anda merintis perusahaan Suryanesia?
Ini berawal karena awareness terhadap sustainability dan climate change sudah sangat tinggi. Belajar dari banyak bencana dampak perubahan iklim yang terjadi di Eropa, Amerika, makanya kami ingin membantu dari Indonesia.
Dulunya saya bekerja selama sekitar empat tahun sebagai management consultant di Bain & Company. Ada dua proyek yang berdampak bagi saya secara pribadi. Pertama, mengerjakan proyek sebuah foundation yang ingin membangun filantropi. Dari pengalaman ini saya cukup tertarik dan cukup merasakan bahwa suatu hari saya mengerjakan entrepreneurship tidak bisa hanya untuk cetak uang. Harus ada dampak lain yang sangat kuat.
(Baca juga:Material Baru Solar Panel Serap Energi Matahari Lebih Maksimal)
Proyek lainnya di Bain & Company yaitu merancang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap atau panel solar untuk perusahaan di Malaysia. Dari dua pengalaman itu, saya jadi cukup familiar dengan industri ini, termasuk kebutuhan konsumennya, bisnis modelnya, dan lainnya.
Kondisi itu menginspirasi Rheza Adhihusada untuk berkontribusi terhadap lingkungan. Hasratnya untuk menjadi entrepreneur digelutinya dengan merintis perusahaan berkonsep energi hijau (green energy). Suryanesia, perusahaan yang baru didirikan pada tahun lalu dibentuk untuk memberikan solusi penghematan listrik melalui panel solar berbasis tenaga surya atau sinar matahari.
“Ini berawal karena awareness terhadap sustainability dan climate change sudah sangat tinggi. Belajar dari banyak bencana dampak perubahan iklim yang terjadi di Eropa, Amerika, makanya kami ingin membantu dari Indonesia,” kata alumnus bidang ekonomi di Boston College dan University of Oxford itu.
Berikut petikan wawancaranya saat berbincang khusus dengan KORAN SINDO di Gedung SINDO, Jakarta, baru-baru ini.
Apa latar belakang keinginan Anda merintis perusahaan Suryanesia?
Ini berawal karena awareness terhadap sustainability dan climate change sudah sangat tinggi. Belajar dari banyak bencana dampak perubahan iklim yang terjadi di Eropa, Amerika, makanya kami ingin membantu dari Indonesia.
Dulunya saya bekerja selama sekitar empat tahun sebagai management consultant di Bain & Company. Ada dua proyek yang berdampak bagi saya secara pribadi. Pertama, mengerjakan proyek sebuah foundation yang ingin membangun filantropi. Dari pengalaman ini saya cukup tertarik dan cukup merasakan bahwa suatu hari saya mengerjakan entrepreneurship tidak bisa hanya untuk cetak uang. Harus ada dampak lain yang sangat kuat.
(Baca juga:Material Baru Solar Panel Serap Energi Matahari Lebih Maksimal)
Proyek lainnya di Bain & Company yaitu merancang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap atau panel solar untuk perusahaan di Malaysia. Dari dua pengalaman itu, saya jadi cukup familiar dengan industri ini, termasuk kebutuhan konsumennya, bisnis modelnya, dan lainnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda