Wawancara Khusus Founder & CEO Suryanesia Rheza Adhihusada: Efisiensi Biaya Listrik melalui Pemanfaatan Tenaga Surya
Rabu, 31 Agustus 2022 - 20:56 WIB
Makanya kami kemudian memulai Suryanesia di tahun lalu. Ini adalah perusahaan energi bersih dimulai dengan tenaga surya. Pertama-tama fokus di PLTS atap, kemudian ingin masuk menjadi IPP (independent power producer) untuk tenaga bayu, tenaga surya, hidro, baterai, dan lain-lain. Solusi layanan kami adalah solar as a service, di mana kami yang membangun sistemnya, memasang di atap. Nantinya klien cukup membayar rental atau jasa sewa per bulannya.
Berapa pilot project yang sudah atau sedang dikerjakan saat ini?
Ada tiga, yaitu perusahaan tekstil besar di Bandung, perusahaan air compressor di Tangerang, dan perusahaan plastik di Tangerang.
Target sasaran pemasangan panel surya hanya ke industri, pabrik atau ada lainnya?
Ya, untuk sektor industri. Pangsa pasar kami ada dua, yaitu industri dan mall. Kenapa dua ini? Karena mereka atapnya paling luas dan penggunaan listriknya besar. Kalau rumah kan banyak, harus ratusan ribu yang perlu di-approve. Kalau industri dan mall paling hanya sekitar 15.000 yang mungkin bisa didekati.
Tidak merambah ke rumah tangga atau nanti ada target ke depannya ke rumah kalangan ekonomi menengah atas?
Sebenarnya ada kemungkinan masuk ke segmen rumah tangga. Sekarang alurnya ke industri pabrik dan mall. Setelah nanti membangun kapabilitas di financing, project management dan lain-lain, Suryanesia pasti masuk ke rumah tangga juga. Dari Suryanesia, PLTS atap ini opsinya bisa jual ke PLN, solevan (8.57), hidro, dan lainnya atau bisa kecil lagi ke rumah tangga. Kami akan jajaki keduanya.
Kalau sistem jual ke PLN nanti melalui kemitraan atau milik sendiri?
Kalau ke PLN itu kayak masuk ke Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Jadi ngikutin tender PLN, misalnya mau supply di Sulawesi 100 Megawatt. Nanti kita masuk. Mungkin kompetitor bisa dari perusahaan di Timur Tengah, Jepang, dan lainnya.
Bagaimana peluang bisnis energi listrik dari panel surya di Indonesia?
Berapa pilot project yang sudah atau sedang dikerjakan saat ini?
Ada tiga, yaitu perusahaan tekstil besar di Bandung, perusahaan air compressor di Tangerang, dan perusahaan plastik di Tangerang.
Target sasaran pemasangan panel surya hanya ke industri, pabrik atau ada lainnya?
Ya, untuk sektor industri. Pangsa pasar kami ada dua, yaitu industri dan mall. Kenapa dua ini? Karena mereka atapnya paling luas dan penggunaan listriknya besar. Kalau rumah kan banyak, harus ratusan ribu yang perlu di-approve. Kalau industri dan mall paling hanya sekitar 15.000 yang mungkin bisa didekati.
Tidak merambah ke rumah tangga atau nanti ada target ke depannya ke rumah kalangan ekonomi menengah atas?
Sebenarnya ada kemungkinan masuk ke segmen rumah tangga. Sekarang alurnya ke industri pabrik dan mall. Setelah nanti membangun kapabilitas di financing, project management dan lain-lain, Suryanesia pasti masuk ke rumah tangga juga. Dari Suryanesia, PLTS atap ini opsinya bisa jual ke PLN, solevan (8.57), hidro, dan lainnya atau bisa kecil lagi ke rumah tangga. Kami akan jajaki keduanya.
Kalau sistem jual ke PLN nanti melalui kemitraan atau milik sendiri?
Kalau ke PLN itu kayak masuk ke Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Jadi ngikutin tender PLN, misalnya mau supply di Sulawesi 100 Megawatt. Nanti kita masuk. Mungkin kompetitor bisa dari perusahaan di Timur Tengah, Jepang, dan lainnya.
Bagaimana peluang bisnis energi listrik dari panel surya di Indonesia?
Lihat Juga :
tulis komentar anda