Ada 4,5 Juta TKI Ilegal, Erick Thohir: Mereka Jual Sapi dan Sawah

Rabu, 14 September 2022 - 13:41 WIB
Setengah dari jumlah pekerja migran Indonesia adalah ilegal. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan ada 4,5 juta pekerja migran Indonesia (PMI/TKI) adalah ilegal. Akibatnya, PMI ilegal ini tidak mendapat proteksi atau perlindungan dari pemerintah Indonesia.

Baca juga: Erick Thohir Tak Terima Jika PMN BUMN Dipandang Negatif

Erick mencatat jumlah PMI saat ini mencapai 9 juta orang. Namun, setengah dari mereka tidak mendaftarkan diri secara resmi ke otoritas terkait. Padahal mereka telah menjual sejumlah aset untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri.

"9 juta (PMI), setengahnya ilegal, padahal mereka ketika ingin mendapat pekerjaan jual sapi, sawah dan lain-lain, karena apa? Ada persepsi 'oh mendapat gaji yang besar,' Tapi ternyata 4,5 juta (pekerja ilegal) ini tidak dapat proteksi," ungkap Erick, Rabu (14/9/2022).



Meski begitu, Erick memastikan PMI mendapat akses pembiayaan dari Himbara. Misalnya kredit usaha rakyat (KUR). Dia pun mendorong agar Himbara mendukung akses pendanaan atau kredit bagi PMI, salah satunya melalui PT Bank Negara Indonesia Tbk, (BNI).

"Negara hadir melalui BUMN untuk mendukung dan melindungi PMI. Antara lain dengan pelayanan perbankan, KUR, fast track, serta lounge nyaman di bandara Angkasa Pura II," kata Erick.

Tak hanya BUMN di sektor perbankan, Erick juga memastikan perusahaan pelat merah di sektor lain akan mendukung para PMI. Dia mencontohkan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II dan PT Garuda Indonesia Tbk.



Kedua perusahaan ini dinilai memberikan kemudahan dan kenyamanan dengan menyediakan PMI Lounge, sebagai jalur cepat keimigrasian khusus bagi para PMI. Lalu, menyediakan penerbangan tambahan khusus untuk memfasilitasi penerbangan PMI ke Korsel.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More