Awas! Modal Asing yang Kabur dari Indonesia Bisa Mencapai Rp32,60 Triliun

Kamis, 20 Oktober 2022 - 17:41 WIB
Ketidakpastian pasar keuangan global makin tinggi, aliran arus modal asing yang keluar dari Indonesia diperkirakan mencapai angka USD2,1 miliar atau setara dengan Rp32,60 triliun pada triwulan III 2022. Foto/Dok
JAKARTA - Aliran arus modal asing yang keluar dari Indonesia diperkirakan mencapai angka USD2,1 miliar atau setara dengan Rp32,60 triliun (Kurs Rp15.523/USD) pada triwulan III 2022. Hal ini terjadi ketika pasar keuangan global masih dipenuhi ketidakpastian.

"Tekanan dari sisi arus modal asing meningkat, terutama dalam bentuk investasi portofolio, seiring dengan tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Investasi portofolio diperkirakan mencatat net outflow sebesar USD2,1 miliar pada triwulan III," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (20/10/2022).



Meski begitu Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat sejalan dengan masih kuatnya kinerja ekspor nonmigas. Transaksi berjalan triwulan III 2022 diperkirakan kembali mencatat surplus, melanjutkan capaian pada triwulan sebelumnya, didorong oleh surplus neraca perdagangan sebesar USD14,9 miliar.



Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2022 tercatat sebesar USD130,8 miliar, setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.



Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang diprakirakan masih tinggi, kinerja NPI pada 2022 diprakirakan akan tetap terjaga dengan surplus transaksi berjalan dalam kisaran 0,4 - 1,2% dari PDB dan kinerja neraca transaksi modal dan finansial yang tetap baik terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA).

"Kinerja NPI pada 2023 diprakirakan tetap baik, ditopang oleh transaksi berjalan dan neraca transaksi modal dan finansial yang tetap solid, di tengah risiko berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global," pungkas Perry.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More