10 Pengusaha Wanita Paling Berpengaruh di Asia 2022, Ada 2 Wakil Indonesia
Senin, 14 November 2022 - 10:33 WIB
Presiden Direktur dan CEO, Vale Indonesia
Umur: 45 Tahun
Negara: Indonesia
Febriany Eddy adalah salah satu dari sekelompok kecil wanita di seluruh dunia yang memimpin operasi pertambangan besar. Tahun lalu, ia ditunjuk sebagai presiden direktur dan CEO penambang nikel Vale Indonesia, yang mayoritas dimiliki oleh produsen terbesar di dunia, Vale yang berbasis di Brazil.
Jalannya untuk menjadi petinggi perempuan pertama perusahaan tambang di Indonesia berakar pada studinya akuntansi dan bisnis, bukan geologi. Febriany Eddy mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia dan gelar M.B.A. dari program bersama UCLA Anderson School of Management dan National University of Singapore.
Dia dipekerjakan oleh PricewaterhouseCoopers, di mana dia ditugaskan untuk klien energi dan pertambangan. "Awalnya saya tidak memilihnya, tapi saya memilih untuk tetap tinggal," kata Eddy.
"Saya telah bersama industri yang luar biasa ini selama 15 tahun," paparnya.
Di Vale, dia menghabiskan dua setengah tahun di Brisbane, Australia, di mana dia mengawasi operasi di Afrika, Jepang, Indonesia, Taiwan, dan China daratan. Sebelum perannya saat ini, dia adalah chief financial officer Vale Indonesia dan kemudian wakil CEO.
Tahun lalu perusahaan melaporkan pendapatan USD953 juta, melonjak 24% dari tahun sebelumnya, sementara laba bersih berlipat ganda menjadi USD165 juta.
Umur: 45 Tahun
Negara: Indonesia
Febriany Eddy adalah salah satu dari sekelompok kecil wanita di seluruh dunia yang memimpin operasi pertambangan besar. Tahun lalu, ia ditunjuk sebagai presiden direktur dan CEO penambang nikel Vale Indonesia, yang mayoritas dimiliki oleh produsen terbesar di dunia, Vale yang berbasis di Brazil.
Jalannya untuk menjadi petinggi perempuan pertama perusahaan tambang di Indonesia berakar pada studinya akuntansi dan bisnis, bukan geologi. Febriany Eddy mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia dan gelar M.B.A. dari program bersama UCLA Anderson School of Management dan National University of Singapore.
Dia dipekerjakan oleh PricewaterhouseCoopers, di mana dia ditugaskan untuk klien energi dan pertambangan. "Awalnya saya tidak memilihnya, tapi saya memilih untuk tetap tinggal," kata Eddy.
"Saya telah bersama industri yang luar biasa ini selama 15 tahun," paparnya.
Di Vale, dia menghabiskan dua setengah tahun di Brisbane, Australia, di mana dia mengawasi operasi di Afrika, Jepang, Indonesia, Taiwan, dan China daratan. Sebelum perannya saat ini, dia adalah chief financial officer Vale Indonesia dan kemudian wakil CEO.
Tahun lalu perusahaan melaporkan pendapatan USD953 juta, melonjak 24% dari tahun sebelumnya, sementara laba bersih berlipat ganda menjadi USD165 juta.
tulis komentar anda