Hipmi: Industri Baja Digempur Barang Impor dan Selundupan
Kamis, 09 Juli 2020 - 17:32 WIB
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memproteksi pelaku usaha industri baja nasional dari gempuran impor. Pasalnya, Hipmi menemukan adanya baja yang diselundupkan ke daerah-daerah.
"Ada gempuran baja dari luar, ini bisa dibilang unfair karena serinya diganti. Bisa dibilang penyelundupan," kata Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Anggawira dalam diskusi secara virtual, Kamis (9/7/2020). (baca juga : Duh, Produk Baja Tak Ber-SNI Makin Marak di Daerah )
Dia juga meminta agar Kemenperin membuat roadmap untuk membangun industri baja nasional, serta memberikan insentif-insentif agar industri baja bisa tumbuh lebih cepat.
"Sektor industri baja bisa dibilang mother of industry. Jika industri ini kuat, yang lain juga akan kuat. Kalau industri baja efisien, pastinya produk-produk turunannya akan lebih efisien," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Perdagangan, Perindustrian, ESDM Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Rama Datau mengatakan, akibat pandemi demand industri baja turun. Berdasarkan data, permintaan pada produk baja turun sebanyak 60%.
"Di tengah kondisi pandemi dan adanya gempuran produk impor, mudah-mudahan Kemenperin bisa memproteksi industri tanah air dan secara bersama-sama membangun industri baja," tegasnya.
"Ada gempuran baja dari luar, ini bisa dibilang unfair karena serinya diganti. Bisa dibilang penyelundupan," kata Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Anggawira dalam diskusi secara virtual, Kamis (9/7/2020). (baca juga : Duh, Produk Baja Tak Ber-SNI Makin Marak di Daerah )
Dia juga meminta agar Kemenperin membuat roadmap untuk membangun industri baja nasional, serta memberikan insentif-insentif agar industri baja bisa tumbuh lebih cepat.
"Sektor industri baja bisa dibilang mother of industry. Jika industri ini kuat, yang lain juga akan kuat. Kalau industri baja efisien, pastinya produk-produk turunannya akan lebih efisien," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Perdagangan, Perindustrian, ESDM Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Rama Datau mengatakan, akibat pandemi demand industri baja turun. Berdasarkan data, permintaan pada produk baja turun sebanyak 60%.
"Di tengah kondisi pandemi dan adanya gempuran produk impor, mudah-mudahan Kemenperin bisa memproteksi industri tanah air dan secara bersama-sama membangun industri baja," tegasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda