Terdampak Covid-19, Industri Manufaktur Diperkirakan Tumbuh 2,5%

Selasa, 28 April 2020 - 08:06 WIB
Selain itu, dalam periode Januari-Februari 2020, terdapat lonjakan yang cukup tinggi terkait pemberian izin usaha, khususnya di sektor kesehatan seperti hand sanitizer, disinfektan, alat pelindung diri (APD), dan masker nonmedis. Untuk hand sanitizer, terdapat kenaikan izin edar sebesar 180%, sedangkan untuk APD sebesar 560%.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim memproyeksikan sektor industri makanan dan minuman (mamin) akan tetap tumbuh di tengah dampak pandemi Covid-19.

Industri mamin merupakan salah satu sektor yang mendapatkan izin untuk beroperasi selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang diterapkan di sejumlah wilayah Indonesia. Dengan demikian, industri ini dapat tetap beraktivitas dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Kami memperkirakan pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman berada di angka 4% sampai 5%, ini sudah cukup bagus,” tuturnya.

Di sisi lain, nilai investasi industri pengolahan selama kuartal I/2020 menunjukkan angka positif di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19. Sepanjang tiga bulan pertama 2020, total penanaman modal sektor manufaktur di Tanah Air menyentuh angka Rp64 triliun atau naik 44,7% dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp44,2 triliun.

“Pada kuartal I/2020 ini, nilai investasi industri manufaktur memberikan kontribusi yang signifikan, hingga 30,4% dari total investasi keseluruhan sektor Rp210,7 triliun,” kata Menperin.

Menperin menyebutkan, rincian nilai investasi sektor industri manufaktur pada periode kuartal I/2020, yaitu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp19,8 triliun serta penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp44,2 triliun. Jumlah tersebut melonjak dibanding perolehan periode yang sama tahun lalu, yakni PMDN sekitar Rp16,1 triliun dan PMA (Rp28,1 triliun).

Menperin meyakini, ekonomi Indonesia bakal mengalami rebound lebih cepat pasca-pandemi Covid-19. Keyakinan ini muncul setelah ekonomi China mengalami rebound yang lebih cepat dari perkiraan banyak pihak. “Ketika pandemi lepas dari Bumi Pertiwi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih cepat,” jelasnya. (Oktiani Endarwati)
(ysw)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More