Rumah Subsidi Bakal Lebih Mahal, Ini Penyebabnya
Minggu, 11 Desember 2022 - 17:21 WIB
JAKARTA - Harga rumah subsidi tampaknya akan lebih mahal di wilayah-wilayah yang rawan gempa. Penyesuaian harga itu menyusul rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) yang akan menambah spek untuk rumah subsidi.
Direktur Jendwral Perumahan, Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, pihaknya tengah melakukan evaluasi terhadap Kepmen No. 403 Tahun 2002 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat.
Iwan menjelaskan kempen tersebut menjadi acuan para pengembang maupun BP Tappera dalam membangun rumah bersubsidi. Namun ke depan, kepmen tersebut bakal dimodifikasi untuk mengakomodasi pembangunan rumah yang tahan terhadap gempa.
"Kami telah melakukan evaluasi pendataan terhadap rumah yang terdampak gempa di Cianjur untuk rumah yang bersubsidi, dan ini lumayan banyak juga," kata Iwan dalam press tour meninjau dampak gempa Cianjur, Minggu (11/12/2022).
Ketika ada penambahan spek untuk membangun rumah yang tahan gempa, otomatis bakal ada penyesuaian harga untuk rumah bersubsidi. "Kepmen saat ini sedang kami revisi dan insya Allah tahun depan sudah bisa diterbitkan terkait penyesuaian dan peta gempa terbaru, dan mengakomodasi teknologi rumah tahan gempa. Salah satu konsekuensinya harga rumah subsidi (naik)," sambungnya.
Melalui revisi kepmen tersebut, nantinya pembangunan rumah subsidi bakal menyesuaikan dengan peta potensi gempa yang terjadi di suatu daerah. Sehingga juga akan memengaruhi harga rumah subsidi untuk tahun depan.
"Jadi rumah subsidi nanti di lokasi mana, akan berbeda-beda, jadi nanti akan ada zonasi-zonasi terkait dengan harga rumah dan rekomendasi dari tipe rumahnya," lanjut Iwan.
Pada pembanganan rumah subsidi, pemerintah mempunyai peran yang penting dalam memastikan hunian yang layak huni dan nyaman untuk masyarakat. Iwan mengatakan salah satu yang direkomendasikan paling tidak menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana).
Direktur Jendwral Perumahan, Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, pihaknya tengah melakukan evaluasi terhadap Kepmen No. 403 Tahun 2002 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat.
Iwan menjelaskan kempen tersebut menjadi acuan para pengembang maupun BP Tappera dalam membangun rumah bersubsidi. Namun ke depan, kepmen tersebut bakal dimodifikasi untuk mengakomodasi pembangunan rumah yang tahan terhadap gempa.
"Kami telah melakukan evaluasi pendataan terhadap rumah yang terdampak gempa di Cianjur untuk rumah yang bersubsidi, dan ini lumayan banyak juga," kata Iwan dalam press tour meninjau dampak gempa Cianjur, Minggu (11/12/2022).
Ketika ada penambahan spek untuk membangun rumah yang tahan gempa, otomatis bakal ada penyesuaian harga untuk rumah bersubsidi. "Kepmen saat ini sedang kami revisi dan insya Allah tahun depan sudah bisa diterbitkan terkait penyesuaian dan peta gempa terbaru, dan mengakomodasi teknologi rumah tahan gempa. Salah satu konsekuensinya harga rumah subsidi (naik)," sambungnya.
Melalui revisi kepmen tersebut, nantinya pembangunan rumah subsidi bakal menyesuaikan dengan peta potensi gempa yang terjadi di suatu daerah. Sehingga juga akan memengaruhi harga rumah subsidi untuk tahun depan.
"Jadi rumah subsidi nanti di lokasi mana, akan berbeda-beda, jadi nanti akan ada zonasi-zonasi terkait dengan harga rumah dan rekomendasi dari tipe rumahnya," lanjut Iwan.
Pada pembanganan rumah subsidi, pemerintah mempunyai peran yang penting dalam memastikan hunian yang layak huni dan nyaman untuk masyarakat. Iwan mengatakan salah satu yang direkomendasikan paling tidak menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana).
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda