Pengusaha Khawatir Varian Baru Omicron BF.7 Jadi Ancaman Bisnis Hotel

Selasa, 17 Januari 2023 - 19:49 WIB
Pengusaha khawatir varian baru Omicron BF.7 yang merebak di China menjadi ancaman bisnis hotel. FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) khawatir varian baru omicron BF.7 menjadi ancaman baru bisnis perhotelan. Pasalnya, varian baru tersebut merebak di China.

"Industri pariwisata hotel dan restoran saat ini dihantui dengan munculnya varian baru Covid-19. Di China ledakan kasus baru Covid-19 dengan tingkat infeksi yang juga lebih serius disebabkan karena munculnya varian omicron BF.7," ujar Ketua dan Jajaran Pengurus BPD PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/1/2023).



Menurut dia varian baru ini akan menjadi ancaman bagi industri hotel dan restoran yang saat ini belum pulih sepenuhnya. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar pemerintah meningkatkan vaksinasi booster agar lebih merata. Tak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik, pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan.

"Kami minta agar pemerintah lebih waspada dengan menjaga sebaik-baiknya dan masyarakat juga tetap taat protokol kesehatan. Kenapa demikian karena kita tidak menginginkan PPKM yang sudah dicabut nantinya diterapkan kembali. Karena PPKM ini sungguh menjadi pil pahit bagi kita semua di industri hotel dan restoran," jelasnya.





Di sisi lain, biaya penerbangan yang masih tinggi menjadi tantangan bagi pengusaha perhotelan. Maka dari itu, ia meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dapat mengkoordinasikan dengan pihak maskapai agar biaya penerbangan bisa diturunkan. Mengingat, hotel dan restoran sangat bergantung pada arus lalu-lintas perjalanan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun domestik.

"Sekarang itu biaya penerbangan sangat-sangat mahal sehingga arus wisatawan jadi terhambat. Oleh karena itu kami mohon agar biaya penerbangan bisa dipermurah dan maskapainya lebih diperbanyak dan pintu masuknya juga lebih banyak," pungkas Sutrisno.
(nng)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More