Agar Startup Berkembang dan Dilirik Investor, Prasmul Siap Menjembatani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bisnis rintisan berbasis teknologi alias startup terus berkembang di Indonesia. Mengutip data Startup Ranking, laman pemeringkat bisnis startup di seluruh dunia, per Maret 2019 saja terdapat lebih dari 2.000 startup di Tanah Air atau terbanyak kelima di dunia.
Di masa sebelum pandemi Covid-19 menyapa, perusahaan baik rintisan maupun yang sudah berjalan masih mencari cara terbaik untuk beradaptasi di era digital. Bukan rahasia lagi bahwa industri yang mengandalkan kecanggihan teknologi dan perangkat lunak akan berkembang dan mengalami pertumbuhan eksponensial.
Ketika baru mendirikan perusahaan, para pemula banyak mengarahkan bisnisnya dengan basis hobi atau minat para pendirinya. Menurut Wakil Rektor I bidang Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul), Agus W. Soehadi, hal tersebut mungkin saja menjadi salah satu awal yang baik, namun agar bisnis dapat berkembang tetap harus didukung dengan proses bisnis yang jelas dan analisis cermat.
"Pengambilan keputusan berdasarkan naluri dan intuisi saja tidak cukup, kini literasi dan analisa data berperan besar. Kaji dengan seksama setiap prosesnya dengan berbagai pengetahuan business management yang terkini dan komprehensif," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).
Menurut dia, skalabilitas tinggi, target pasar yang luas, serta mampu beradaptasi dengan cepat di segala situasi adalah model bisnis yang dicari para investor dari perusahaan startup. Namun, tingginya ketidakpastian dalam dunia startup acapkali menyebabkan pemodal ragu untuk berinvestasi. (Baca juga: Startup Binaan Kemenperin Raih Penghargaan Internasional di Jerman )
Hal tersebut berupaya dijembatani oleh Prasmul melalui program Magister Manajemen New Ventures Innovation. Disini dijabarkan sejumlah aspek yang dapat meyakinkan para pemodal agar mau menanam modalnya, yaitu mempersiapkan ide bisnis, membangun visi perusahaan, menentukan target pasar, product development, membuat revenue model, branding, menyusun strategi pemasaran, aspek legal, scaling up, dan perekrutan tim.
"Anda juga akan bergabung dalam Innovation Hub, sebuah ekosistem entrepreneurial yang akan mempertemukan Anda dengan orang yang tepat untuk tahapan pembangunan bisnis yang tepat," tuturnya.
Tak hanya diarahkan mencapai bisnis high-growth, kata dia, pembelajar alias mahasiswa juga dibentuk menjadi wirausahawan yang dapat memecahkan masalah serta memberikan impak pada masyarakat.
Sementara itu, di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan, Big Data dapat dieksploitasi untuk menemukan wawasan baru yang dapat meningkatkan performa dari industri atau perusahaan.
Mereka yang ingin terjun ke dunia bisnis harus dibekali literasi dan pengolahan data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan memanfaatkan data untuk keputusan, serta mengkomunikasikan dan menggunakan pengetahuan data tersebut dalam pengambilan keputusan.
Di masa sebelum pandemi Covid-19 menyapa, perusahaan baik rintisan maupun yang sudah berjalan masih mencari cara terbaik untuk beradaptasi di era digital. Bukan rahasia lagi bahwa industri yang mengandalkan kecanggihan teknologi dan perangkat lunak akan berkembang dan mengalami pertumbuhan eksponensial.
Ketika baru mendirikan perusahaan, para pemula banyak mengarahkan bisnisnya dengan basis hobi atau minat para pendirinya. Menurut Wakil Rektor I bidang Pembelajaran Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul), Agus W. Soehadi, hal tersebut mungkin saja menjadi salah satu awal yang baik, namun agar bisnis dapat berkembang tetap harus didukung dengan proses bisnis yang jelas dan analisis cermat.
"Pengambilan keputusan berdasarkan naluri dan intuisi saja tidak cukup, kini literasi dan analisa data berperan besar. Kaji dengan seksama setiap prosesnya dengan berbagai pengetahuan business management yang terkini dan komprehensif," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).
Menurut dia, skalabilitas tinggi, target pasar yang luas, serta mampu beradaptasi dengan cepat di segala situasi adalah model bisnis yang dicari para investor dari perusahaan startup. Namun, tingginya ketidakpastian dalam dunia startup acapkali menyebabkan pemodal ragu untuk berinvestasi. (Baca juga: Startup Binaan Kemenperin Raih Penghargaan Internasional di Jerman )
Hal tersebut berupaya dijembatani oleh Prasmul melalui program Magister Manajemen New Ventures Innovation. Disini dijabarkan sejumlah aspek yang dapat meyakinkan para pemodal agar mau menanam modalnya, yaitu mempersiapkan ide bisnis, membangun visi perusahaan, menentukan target pasar, product development, membuat revenue model, branding, menyusun strategi pemasaran, aspek legal, scaling up, dan perekrutan tim.
"Anda juga akan bergabung dalam Innovation Hub, sebuah ekosistem entrepreneurial yang akan mempertemukan Anda dengan orang yang tepat untuk tahapan pembangunan bisnis yang tepat," tuturnya.
Tak hanya diarahkan mencapai bisnis high-growth, kata dia, pembelajar alias mahasiswa juga dibentuk menjadi wirausahawan yang dapat memecahkan masalah serta memberikan impak pada masyarakat.
Sementara itu, di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan, Big Data dapat dieksploitasi untuk menemukan wawasan baru yang dapat meningkatkan performa dari industri atau perusahaan.
Mereka yang ingin terjun ke dunia bisnis harus dibekali literasi dan pengolahan data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan memanfaatkan data untuk keputusan, serta mengkomunikasikan dan menggunakan pengetahuan data tersebut dalam pengambilan keputusan.