Ekspor Dibuka, Bikin Harga Benih Lobster Makin Mahal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) mengungkapkan bahwa ekspor benih lobster yang dilegalkan akan mematahkan semangat budidaya. Pasalnya harga benih lobster menjadi mahal bagi para pelaku pembudiday setelah ekspor dilegalkan.
"Sebelum adanya di ekspor hanya itu sekitar Rp2.000 sampai Rp4.000. Namun, setelah ekspor dibuka harga naik jadi Rp15.000 sampai Rp17.000. Harga benur yang mahal membuat pembudidaya tak mampu bersaing dengan pembudidaya Vietnam dari segi harga," kata Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo), Effendy Wong dalam diskusi daring, di Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Dia menjelaskan, saat ini para eksportir tengah bersaing menangkap lobster tanpa batas. Alhasil, para pembudidaya diprediksi akan kembali jadi penangkap benih lobster. "Jika kondisinya begini budidaya di Indonesia tak kunjung membaik. Saya lihat ekspor benur tanpa batas, dampaknya membentuk model pemanfaatan benur untuk budidaya terus terang saya agak pesimistis," paparnya.
Ia menambahkan,untuk menyejahterakan budidaya lobster di Indonesia, pemerintah harus mengatur dan menjamin ketersediaan pasar. Pasalnya, secara geografis, jika menyasar pasar China, biaya perjalanan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan Vietnam. "Saya rasa Indonesia di Asia yang termahal. Ini akan membuat daya saing kita dengan Vietnam rendah," pungkas Effendi.
"Sebelum adanya di ekspor hanya itu sekitar Rp2.000 sampai Rp4.000. Namun, setelah ekspor dibuka harga naik jadi Rp15.000 sampai Rp17.000. Harga benur yang mahal membuat pembudidaya tak mampu bersaing dengan pembudidaya Vietnam dari segi harga," kata Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo), Effendy Wong dalam diskusi daring, di Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Dia menjelaskan, saat ini para eksportir tengah bersaing menangkap lobster tanpa batas. Alhasil, para pembudidaya diprediksi akan kembali jadi penangkap benih lobster. "Jika kondisinya begini budidaya di Indonesia tak kunjung membaik. Saya lihat ekspor benur tanpa batas, dampaknya membentuk model pemanfaatan benur untuk budidaya terus terang saya agak pesimistis," paparnya.
Ia menambahkan,untuk menyejahterakan budidaya lobster di Indonesia, pemerintah harus mengatur dan menjamin ketersediaan pasar. Pasalnya, secara geografis, jika menyasar pasar China, biaya perjalanan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan Vietnam. "Saya rasa Indonesia di Asia yang termahal. Ini akan membuat daya saing kita dengan Vietnam rendah," pungkas Effendi.
(nng)