Resmi Meluncur, Platform E-Commerce All-in-One Bantu Bisnis Merchant RI Lebih Berkembang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren belanja online membuat bisnis e-commerce terus berkembang dan kian semarak dengan berbagai inovasi yang bermunculan. Berbagai platform dan fitur hadir untuk memudahkan jual-beli online, baik bagi penjual maupun konsumen.
Plugo, salah satu platform e-commerce berbasis di Jakarta yang baru meraih pendanaan senilai USD9 juta pada Desember 2022 lalu, resmi meluncurkan platform-nya untuk publik, Rabu (1/2).
Plugo hadir untuk membantu siapa pun yang ingin berbisnis online, mulai dari yang baru merintis bisnis online hingga brand yang sudah mapan.
Platform e-commerce all-in-one ini memberi kontrol yang lebih besar kepada para penggunanya, brand identity yang lebih kuat, serta kemampuan untuk mengatur harga jual barang yang lebih bersaing sekaligus pertumbuhan bisnis yang lebih terukur.
CEO dan Founder Plugo, Kyungmin Bang mengatakan, momentum peluncuran produknya sangat tepat seiring tren bermigrasinya brand-brand dari marketplace ke platform direct-to-consumer (D2C) seperti Plugo.
Di Amerika, dia menyontohkan, sejak 2020 brand-brand besar seperti IKEA dan Nike telah meninggalkan Amazon sebagai saluran penjualan mereka dan beralih ke D2C.
Kyungmin pun memprediksi hal serupa akan terjadi di Tanah Air. Ini terbukti dari banyaknya pengguna Plugo versi beta yang memutuskan untuk meninggalkan marketplace dan membuat website toko online mereka sendiri. Meski begitu, Kyungmin menegaskan bahwa Plugo hadir bukanlah untuk menyaingi marketplace.
"Marketplace merupakan entry point terbaik bagi para pebisnis yang baru akan merambah dunia e-commerce,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Kamis (2/2/2023).
Dia melanjutkan, platform seperti Tokopedia dan Shopee memiliki basis pengguna yang sangat besar dan kehadirannya sudah diterima oleh khalayak luas sehingga pelanggan merasa familiar dan percaya.
“Namun, sebaiknya merchant tidak menjadikan marketplace sebagai saluran penjualan tunggal jika mereka ingin berkembang secara berkelanjutan," tukasnya.
Khairul Gani, pemilik brand fesyen Gonegani, yang sudah bergabung dengan Plugo sejak November 2022 menyatakan bahwa salah satu yang mendorong dirinya menggunakan platform D2C adalah untuk memperkuat branding dan hubungan dengan pelanggan.
"Sebagai brand fesyen, tampilan toko online dan brand experience menjadi yang paling utama. Kedua hal ini sangat sulit untuk didapatkan di marketplace karena tidak adanya ruang untuk kustomisasi sehingga visual yang disajikan menjadi sangat generik," tuturnya.
Menurut dia, banyak pelanggan yang bahkan tidak menyadari bahwa ketika mereka berbelanja produknya di marketplace, mereka sebenarnya membeli dari Gonegani, bukan dari marketplace itu sendiri.
Ketidakmampuan pelanggan untuk membedakan keduanya membuat brand kesulitan dalam membangun channel penjualan tersebut sebagai 100% milik sendiri. Brand akan selamanya menjadi perpanjangan tangan dari marketplace.
Dengan Plugo, brand seperti Gonegani dapat memegang kendali penuh dari toko online mereka. Mulai dari pilihan layout, logo, warna, hingga font.
Lebih lanjut, Kyungmin menyampaikan ihwal perlambatan pertumbuhan transaksi e-commerce pada tahun lalu dibanding tahun 2021.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce sepanjang 2022 tumbuh 19%, yaitu mencapai Rp479,3 triliun. Angka ini menurun dibandingkan pertumbuhan 2021 sebesar 33,2%. Perlambatan ini disebut-sebut sebagai imbas dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan merebaknya tren social commerce.
Berdasarkan survei, TikTok Shop menjadi platform social commerce nomor satu di Indonesia, disusul WhatsApp Business, Facebook, dan juga Instagram Shop. Fenomena ini, menurut Kyungmin, merupakan peluang yang sangat besar bagi Plugo.
"Klaim all-in-one yang kami usung bukan berarti tanpa alasan. Plugo memungkinkan para merchant untuk mengintegrasikan toko online mereka dengan berbagai platform social commerce dan juga marketplace,” jelas dia.
“Fitur yang kami sebut sebagai PlugoSync ini membantu para merchant untuk berjualan di mana pun tanpa harus beranjak dari akun dasbor mereka di Plugo," imbuh Kyungmin.
Selain dapat menyambungkan tokonya dengan marketplace, tersedia pula integrasi dengan TikTok Shop, Facebook Catalog, dan Instagram Shop. Tak hanya itu, merchant pun dapat menjalankan iklan di platform social commerce tersebut langsung dari dasbor Plugo.
Plugo, salah satu platform e-commerce berbasis di Jakarta yang baru meraih pendanaan senilai USD9 juta pada Desember 2022 lalu, resmi meluncurkan platform-nya untuk publik, Rabu (1/2).
Plugo hadir untuk membantu siapa pun yang ingin berbisnis online, mulai dari yang baru merintis bisnis online hingga brand yang sudah mapan.
Platform e-commerce all-in-one ini memberi kontrol yang lebih besar kepada para penggunanya, brand identity yang lebih kuat, serta kemampuan untuk mengatur harga jual barang yang lebih bersaing sekaligus pertumbuhan bisnis yang lebih terukur.
CEO dan Founder Plugo, Kyungmin Bang mengatakan, momentum peluncuran produknya sangat tepat seiring tren bermigrasinya brand-brand dari marketplace ke platform direct-to-consumer (D2C) seperti Plugo.
Di Amerika, dia menyontohkan, sejak 2020 brand-brand besar seperti IKEA dan Nike telah meninggalkan Amazon sebagai saluran penjualan mereka dan beralih ke D2C.
Kyungmin pun memprediksi hal serupa akan terjadi di Tanah Air. Ini terbukti dari banyaknya pengguna Plugo versi beta yang memutuskan untuk meninggalkan marketplace dan membuat website toko online mereka sendiri. Meski begitu, Kyungmin menegaskan bahwa Plugo hadir bukanlah untuk menyaingi marketplace.
"Marketplace merupakan entry point terbaik bagi para pebisnis yang baru akan merambah dunia e-commerce,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Kamis (2/2/2023).
Dia melanjutkan, platform seperti Tokopedia dan Shopee memiliki basis pengguna yang sangat besar dan kehadirannya sudah diterima oleh khalayak luas sehingga pelanggan merasa familiar dan percaya.
“Namun, sebaiknya merchant tidak menjadikan marketplace sebagai saluran penjualan tunggal jika mereka ingin berkembang secara berkelanjutan," tukasnya.
Khairul Gani, pemilik brand fesyen Gonegani, yang sudah bergabung dengan Plugo sejak November 2022 menyatakan bahwa salah satu yang mendorong dirinya menggunakan platform D2C adalah untuk memperkuat branding dan hubungan dengan pelanggan.
"Sebagai brand fesyen, tampilan toko online dan brand experience menjadi yang paling utama. Kedua hal ini sangat sulit untuk didapatkan di marketplace karena tidak adanya ruang untuk kustomisasi sehingga visual yang disajikan menjadi sangat generik," tuturnya.
Menurut dia, banyak pelanggan yang bahkan tidak menyadari bahwa ketika mereka berbelanja produknya di marketplace, mereka sebenarnya membeli dari Gonegani, bukan dari marketplace itu sendiri.
Ketidakmampuan pelanggan untuk membedakan keduanya membuat brand kesulitan dalam membangun channel penjualan tersebut sebagai 100% milik sendiri. Brand akan selamanya menjadi perpanjangan tangan dari marketplace.
Dengan Plugo, brand seperti Gonegani dapat memegang kendali penuh dari toko online mereka. Mulai dari pilihan layout, logo, warna, hingga font.
Lebih lanjut, Kyungmin menyampaikan ihwal perlambatan pertumbuhan transaksi e-commerce pada tahun lalu dibanding tahun 2021.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce sepanjang 2022 tumbuh 19%, yaitu mencapai Rp479,3 triliun. Angka ini menurun dibandingkan pertumbuhan 2021 sebesar 33,2%. Perlambatan ini disebut-sebut sebagai imbas dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan merebaknya tren social commerce.
Berdasarkan survei, TikTok Shop menjadi platform social commerce nomor satu di Indonesia, disusul WhatsApp Business, Facebook, dan juga Instagram Shop. Fenomena ini, menurut Kyungmin, merupakan peluang yang sangat besar bagi Plugo.
"Klaim all-in-one yang kami usung bukan berarti tanpa alasan. Plugo memungkinkan para merchant untuk mengintegrasikan toko online mereka dengan berbagai platform social commerce dan juga marketplace,” jelas dia.
“Fitur yang kami sebut sebagai PlugoSync ini membantu para merchant untuk berjualan di mana pun tanpa harus beranjak dari akun dasbor mereka di Plugo," imbuh Kyungmin.
Selain dapat menyambungkan tokonya dengan marketplace, tersedia pula integrasi dengan TikTok Shop, Facebook Catalog, dan Instagram Shop. Tak hanya itu, merchant pun dapat menjalankan iklan di platform social commerce tersebut langsung dari dasbor Plugo.
(ind)