Ekonomi Melambat, Sri Mulyani Waspadai Peningkatan Tensi Geopolitik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan peningkatan ketegangan tensi geopolitik menjadi ancaman ekonomi tahun ini setelah pandemi Covid-19 mereda. Di susul inflasi global yang belum membaik.
"Perang itu nggak ada yang memprediksi seperti yang terjadi pada Februari 2022 lalu di Ukraina, yang dampaknya merambat menyebabkan harga-harga pangan dan energi naik," ujar Sri Mulyani dalam Kuliah Umum Ketahanan Ekonomi dalam Perspektif Lokal, Nasional dan Global, secara virtual, Kamis (2/2/2023).
Menurut dia tantangan baru tersebut perlu diwaspadai. Apalagi, ekonomi dunia mengalami perlemahan yang cukup signifikan bahkan ada yang mengatakan telah memasuki jurang resesi. "Dunia dihadapkan pada situasi ekonominya melama, harga-harga naik, dan geopolitiknya menegang antar blok Barat dengan blok Rusia dan China," ujar
Namun ada kabar baik lain di mana harga komoditas mulai mengalami moderasi, diikuti dengan relaksasi Covid-19 di China. Selain itu, ada penguatan pemulihan ekonomi di Asia yang terjadi di India dan ASEAN-5. Dia memproyeksikan tingkat suku bunga akan masih relatif tinggi, pelemahan aktivitas ekonomi di China, Amerika Serikat (AS), dan Eropa serta kebijakan semakin sempit baik secara fiskal dan moneter.
Guna mengantisipasi itu, APBN bekerja keras mengantisipasi guncangan yang datang seiring datangnya tantangan yang tidak bisa diprediksi ataupun tidak direncanakan.
"Perang itu nggak ada yang memprediksi seperti yang terjadi pada Februari 2022 lalu di Ukraina, yang dampaknya merambat menyebabkan harga-harga pangan dan energi naik," ujar Sri Mulyani dalam Kuliah Umum Ketahanan Ekonomi dalam Perspektif Lokal, Nasional dan Global, secara virtual, Kamis (2/2/2023).
Menurut dia tantangan baru tersebut perlu diwaspadai. Apalagi, ekonomi dunia mengalami perlemahan yang cukup signifikan bahkan ada yang mengatakan telah memasuki jurang resesi. "Dunia dihadapkan pada situasi ekonominya melama, harga-harga naik, dan geopolitiknya menegang antar blok Barat dengan blok Rusia dan China," ujar
Namun ada kabar baik lain di mana harga komoditas mulai mengalami moderasi, diikuti dengan relaksasi Covid-19 di China. Selain itu, ada penguatan pemulihan ekonomi di Asia yang terjadi di India dan ASEAN-5. Dia memproyeksikan tingkat suku bunga akan masih relatif tinggi, pelemahan aktivitas ekonomi di China, Amerika Serikat (AS), dan Eropa serta kebijakan semakin sempit baik secara fiskal dan moneter.
Guna mengantisipasi itu, APBN bekerja keras mengantisipasi guncangan yang datang seiring datangnya tantangan yang tidak bisa diprediksi ataupun tidak direncanakan.
(nng)