Indonesia Belum Beli Minyak Murah dari Rusia, Bos Pertamina Beberkan Alasannya

Selasa, 07 Februari 2023 - 20:34 WIB
loading...
Indonesia Belum Beli Minyak Murah dari Rusia, Bos Pertamina Beberkan Alasannya
Dirut Pertamina, Nicke Widyawati menjawab pertanyaan dari Anggota Komisi VII DPR soal kenapa Indonesia tidak segera membeli minyak murah dari Rusia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Pertamina , Nicke Widyawati menerangkan, apa yang menjadi penyebab kenapa Indonesia belum membeli minyak mentah murah dari Rusia. Seperti diketahui beberapa negara seperti India dan China diketahui telah memborong minyak diskon Rusia .

Hal itu menjadi pertanyaan kenapa Indonesia tidak melakukan hal serupa, seperti yang sempat diutarakan oleh Anggota Komisi VII DPR, Ramson Siagian yang mempertanyakan alasan PT Pertamina (Persero) tidak segera membeli minyak murah dari Rusia.



Hal ini diungkapkan saat Komisi VII DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pertamina. "Kenapa ini engga beli minyak dari Rusia? Menghadapi masalah-masalah politik?," jelas Ramson di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Merespon hal itu, Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa sejatinya yang menentukan minyak mahal dan murah itu spesifikasinya. "Biasanya kalo minyak murah memiliki sulfur contennya tinggi sehingga perlu teknologi yang lebih modern," jelasnya.

Ia menuturkan, sementara kilang yang dimiliki Indonesia masih menggunakan teknologi lama. Namun sambungnya untuk kilang-kilang yang sudah dilakukan revamping misal RDMP (Refinery Development Master Plan) Balongan itu dapat mengolah crude dengan sulfur yang tinggi sehingga harga bisa murah.



Dikatakan Nicke, selama ini pihaknya memang kerap membeli crude yang mahal dengan sulfurnya rendah karena kemampuan kilang dalam mengolah sulfur belum tinggi. Namun saat ini dengan RDMP itu maka pihaknya meningkatkan kemampuan kilang sehingga bisa membeli crdue-crude yang lebih murah dan lebih banyak di pasaran.

"Crude dengan sulfur rendah ga banyak di pasaran, makanya harganya juga mahal. Hanya dari middle east (Timur Tengah) saja," ujarnya.

"Nah sekarang dengan kilang dilakukan revamping dan ada energi efisiensi sehingga fleksibilitas untuk menggunakan jenis crude lain yang lebih murah. Contoh kita ambil dari Amerika dengan selisih antara USD4-5 karena itu ligjt crude bisa kita gunakan dan kita campur," pungkasnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1114 seconds (0.1#10.140)