Kantongi Rp113,91 Triliun, Himbara Dominasi Raihan Laba BUMN 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan usaha milik negara ( BUMN ) sektor jasa keuangan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba bersih konsolidasi perusahaan pelat merah sepanjang 2022. Laba konsolidasi BUMN tahun lalu diperkirakan menyentuh Rp303,7 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, perseroan di sektor jasa keuangan menempati posisi pertama di antara 12 klaster BUMN lainnya. Dari total laba bersih BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan keuntungan Rp51,4 triliun, naik naik 67,15% secara tahunan (yoy).
Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) senilai Rp41,2 triliun atau naik 46,89% dibandingkan tahun sebelumnya. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) laba bersihnya Rp18,31 triliun atau tumbuh 68% dibandingkan tahun 2021. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di atas Rp3 triliun.
Jika ditotal laba bersih bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himbara itu mencapai Rp113,91 triliun. Jumlah itu setara dengan 43% lebih dari total laba BUMN.
"Alhamdulillah kalau kita lihat dari 12 klaster yang kita miliki jasa keuangan ini yang memang paling tinggi kontribusinya, yaitu BRI yang hampir di atas Rp50 triliun, BTN di atas Rp3 triliun, BNI di atas Rp18 triliun, Bank Mandiri di atas Rp41 triliun," ungkap Erick, Rabu (15/2/2023).
Selain perbankan, klaster BUMN yang ikut memberikan kontribusi signifikan berasal dari sektor telekomunikasi. Total keuntungan yang dibukukan PT Telkom Indonesia Tbk dan PT Telkomsel mencapai Rp26 triliun.
"(Sektor) jasa, Telkom dengan konsolidasi Telkom dan Telkomsel untung Rp26 triliun, ini klaster sehat," kata Erick.
Perusahaan di sektor asuransi dan dana pensiun juga membukukan laba bersih yang cukup positif. Tiga di antaranya adalah PT Asabri (Persero), PT Taspen (Persero), dan Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG).
Laba bersih yang diperoleh IFG sebesar Rp3,44 triliun. Angka itu naik 0,55 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, Asabri berhasil mengantongi untung Rp3,8 triliun, Taspen ada di angka Rp156 miliar.
"Jasa logistik, PT Pelindo untung di atas Rp4 triliun, ASDP pun sekarang untung hampir Rp456 miliat, Pelni, KAI juga untung, INKA perlu perbaikan, Pos Indonesia untung, dan Perum Damri dan PPD yang kemarin kita merger," ucap dia.
Kontribus lainnya pun disumbangkan dari sebagian BUMN karya hingga BUMN di sektor energi dan kelistrikan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, perseroan di sektor jasa keuangan menempati posisi pertama di antara 12 klaster BUMN lainnya. Dari total laba bersih BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan keuntungan Rp51,4 triliun, naik naik 67,15% secara tahunan (yoy).
Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) senilai Rp41,2 triliun atau naik 46,89% dibandingkan tahun sebelumnya. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) laba bersihnya Rp18,31 triliun atau tumbuh 68% dibandingkan tahun 2021. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di atas Rp3 triliun.
Jika ditotal laba bersih bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himbara itu mencapai Rp113,91 triliun. Jumlah itu setara dengan 43% lebih dari total laba BUMN.
"Alhamdulillah kalau kita lihat dari 12 klaster yang kita miliki jasa keuangan ini yang memang paling tinggi kontribusinya, yaitu BRI yang hampir di atas Rp50 triliun, BTN di atas Rp3 triliun, BNI di atas Rp18 triliun, Bank Mandiri di atas Rp41 triliun," ungkap Erick, Rabu (15/2/2023).
Selain perbankan, klaster BUMN yang ikut memberikan kontribusi signifikan berasal dari sektor telekomunikasi. Total keuntungan yang dibukukan PT Telkom Indonesia Tbk dan PT Telkomsel mencapai Rp26 triliun.
"(Sektor) jasa, Telkom dengan konsolidasi Telkom dan Telkomsel untung Rp26 triliun, ini klaster sehat," kata Erick.
Perusahaan di sektor asuransi dan dana pensiun juga membukukan laba bersih yang cukup positif. Tiga di antaranya adalah PT Asabri (Persero), PT Taspen (Persero), dan Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG).
Laba bersih yang diperoleh IFG sebesar Rp3,44 triliun. Angka itu naik 0,55 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, Asabri berhasil mengantongi untung Rp3,8 triliun, Taspen ada di angka Rp156 miliar.
"Jasa logistik, PT Pelindo untung di atas Rp4 triliun, ASDP pun sekarang untung hampir Rp456 miliat, Pelni, KAI juga untung, INKA perlu perbaikan, Pos Indonesia untung, dan Perum Damri dan PPD yang kemarin kita merger," ucap dia.
Kontribus lainnya pun disumbangkan dari sebagian BUMN karya hingga BUMN di sektor energi dan kelistrikan.
(uka)