Dirjen Migas Kaji Rencana PLN Masuk ke Bisnis Niaga Migas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi atau Dirjen Migas , Tutuka Ariadji mengaku, pihaknya tengah mengkaji rencana PT Perusahaan Negara Listrik atau PLN (Persero) untuk masuk ke bisnis niaga minyak dan gas ( migas ).
Ia menyebutkan, pengajuan izin usaha niaga gas itu telah disampaikan oleh Direktorat pembinaan usaha hilir migas PLN. Namun demikian Tutuka menekankan bahwa PLN tidak boleh menggunakan rencana tersebut untuk keperluan bisnis luar perseroan.
"Jadi misal PLN jadi penjual itu tidak boleh. (Tapi) kalau untuk keperluan internal itu yg kita bahas," jelasnya ketika ditemui di acara High Level Human Capital Summit di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan hari ini, Selasa (21/3/2023).
Tutuka menuturkan, selama untuk efisiensi di kebutuhan internal, maka rencana bisnis niaga gas PLN sedang di diskusikan pihaknya. "Tapi kalau diluar itu, PLN menjual untuk keperluam lain, nah itu yang kita ga (masuk dalam) opsi," tegasnya.
Lebih lanjut Tutuka menuturkan bahwa pembicaraan terkait rencana PLN masuk bisnis niaga migas ini memang belum disampaikan ke Arifin Tasrif selaku Menteri ESDM.
"(belum disampaikan ke Menteri), baru disampaikan ke kami. Sudah sedang kita diskusikan apa yang sebenarnya dimaksud PLN, kita tanya. Nah dia mengidentifikasi rencana itu baru dikaji itu," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mengaku belum menerima laporan dari PT PLN yang berencana masuk ke bisnis niaga migas lewat subholdingnya PT PLN Energi Primer Indoensia (EPI).
Ia juga menyebutkan tidak ada urgensi bagi PLN EPI untuk masuk dalam bisnis niaga Liquefied Natural Gas (LNG) dan juga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Belum ada ke saya, apa urusannya?," jelasnya ketika ditemui di Kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/3/2023) lalu.
Ia menyebutkan, pengajuan izin usaha niaga gas itu telah disampaikan oleh Direktorat pembinaan usaha hilir migas PLN. Namun demikian Tutuka menekankan bahwa PLN tidak boleh menggunakan rencana tersebut untuk keperluan bisnis luar perseroan.
"Jadi misal PLN jadi penjual itu tidak boleh. (Tapi) kalau untuk keperluan internal itu yg kita bahas," jelasnya ketika ditemui di acara High Level Human Capital Summit di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan hari ini, Selasa (21/3/2023).
Tutuka menuturkan, selama untuk efisiensi di kebutuhan internal, maka rencana bisnis niaga gas PLN sedang di diskusikan pihaknya. "Tapi kalau diluar itu, PLN menjual untuk keperluam lain, nah itu yang kita ga (masuk dalam) opsi," tegasnya.
Lebih lanjut Tutuka menuturkan bahwa pembicaraan terkait rencana PLN masuk bisnis niaga migas ini memang belum disampaikan ke Arifin Tasrif selaku Menteri ESDM.
"(belum disampaikan ke Menteri), baru disampaikan ke kami. Sudah sedang kita diskusikan apa yang sebenarnya dimaksud PLN, kita tanya. Nah dia mengidentifikasi rencana itu baru dikaji itu," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mengaku belum menerima laporan dari PT PLN yang berencana masuk ke bisnis niaga migas lewat subholdingnya PT PLN Energi Primer Indoensia (EPI).
Ia juga menyebutkan tidak ada urgensi bagi PLN EPI untuk masuk dalam bisnis niaga Liquefied Natural Gas (LNG) dan juga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Belum ada ke saya, apa urusannya?," jelasnya ketika ditemui di Kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/3/2023) lalu.
(akr)