Kehilangan Sapardi Djoko Damono, Erick: Karya Indah Bapak Selalu Hidup di Hati

Senin, 20 Juli 2020 - 09:13 WIB
loading...
Kehilangan Sapardi Djoko Damono, Erick: Karya Indah Bapak Selalu Hidup di Hati
Kepergian sastrawan Sapardi Djoko Damono tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga dan kerabat. Kepergian sosok sastrawan kebanggaan Indonesia itu membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun, merasa kehilangan. Foto/Dok IG
A A A
JAKARTA - Kepergian sastrawan Sapardi Djoko Damono tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga dan kerabat. Kepergian sosok sastrawan kebanggaan Indonesia itu membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun, merasa kehilangan.

(Baca Juga: Kenang Sapardi Djoko Damono: Fadli Zon Posting Foto Bareng, Nurul Arifin Berpuisi )

Sebagai salah satu pejabat negara, Erick mengucapkan rasa belasungkawa melalui akun Instagramnya @erickthohir. Erick mengatakan bahwa dia yakin dan percaya karya-karya indah almarhum akan tetap dikenang dan hidup di hati masyarakat Indonesia. Dan semoga segala amal ibadah almarhum diterima Tuhan yang maha esa.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun, semoga Allah SWT menerima amal ibadah Pak Sapardi Djoko Damono. Saya percaya, karya-karya indah Bapak akan selalu hidup di hati kami," ujar Erick seperti dikutip pada, Senin (20/7/2020).

(Baca Juga: Dekan FIB UI: Kampus Sangat Kehilangan Prof. Sapardi )

Untuk diketahui, Sapardi Djoko Damono merupakan seorang sastrawan fenomenal yang dimiliki Indonesia. Ia meninggal dunia pada, Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Karya-karyanya dikenal oleh masyarakat Indonesia lintas generasi. Bahkan, sajak-sajak Sapardi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah.

Salah satu karyanya yang paling populer adalah "Aku Ingin", yang konon sering digunakan dalam undangan perkawinan. Sajak-sajak lainnya yang terkenal yaitu "Hujan Bulan Juni", "Yang Fana adalah Waktu", dan "Akulah si Telaga".

Kepopuleran puisi-puisi itu sebagian berkat musikalisasi oleh beberapa seniman, termasuk Ari Reda, Ananda Sukarlan, hingga band indie Melancholic Bitch.

Dikutip dari berbagai sumber, Sapardi diketahui aktif mengirim karya-karyanya ke berbagai majalah sejak mengenyam pendidikan di SMPN 2 Surakarta dan SMAN 2 Surakarta. Minatnya di bidang kesusastraan semakin terlihat saat dirinya kuliah program studi Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sejak 1974 Sapardi mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang kini bernama Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Sebelum pensiun, Sapardi sempat menjabat Dekan FIB UI periode 1995-1999.

Hingga menjelang wafatnya, Sapardi masih aktif mengajar di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dia belum berhenti menulis karya fiksi maupun non-fiksi.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)