Wall Street Dibuka Menguat Setelah Inflasi AS Turun Jadi 5%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Rabu (12/4), setelah inflasi Amerika Serikat menurun jadi 5% year on year (yoy) pada periode Maret 2023. Angka ini lebih rendah dari periode sebelumnya.
Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 0,47% di 33.842,70, S&P 500 (SPX) menanjak 0,51% ke 4.130,10, sedangkan Nasdaq Komposit (IXIC) tumbuh 0,76% di 12.193,90.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Lincoln National menguat 3,55% di USD21,85, Fortive tumbuh 2,86% di USD66,91, dan Eastman Chemical naik 3,02% di USD84,90. Sedangkan top losers ditempati American Airlines merosot 4,64% di USD13,65, Cigna turun 2,26% di USD260,46, dan Emerson melemah 1,86% di USD82,87.
Inflasi Amerika Serikat meningkat sebesar 5,0% secara year on year (yoy) pada periode Maret 2023. Angka ini melandai dari periode Februari 2023 sebesar 6,0%, sekaligus terendah sejak Mei 2021. Kendati melandai hampir 2 tahun terakhir, inflasi inti, yang tidak termasuk komponen energi dan makanan menguat 5,6%, dari 5,5% pada Februari.
"Sebagian besar dari angka inflasi ini datang sesuai target atau sedikit lebih baik. Pasar melihat laporan secara positif," kata Direktur Perdagangan dan Derivatif Charles Schwab, Randy Frederick, dilansir Reuters, Rabu (12/4/2023).
Selain rilis data inflasi, pelaku pasar modal juga akan menantikan rilis hasil pertemuan Federal Reserve, untuk mengurai petunjuk kebijakan moneter bank sentral.
Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 0,47% di 33.842,70, S&P 500 (SPX) menanjak 0,51% ke 4.130,10, sedangkan Nasdaq Komposit (IXIC) tumbuh 0,76% di 12.193,90.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Lincoln National menguat 3,55% di USD21,85, Fortive tumbuh 2,86% di USD66,91, dan Eastman Chemical naik 3,02% di USD84,90. Sedangkan top losers ditempati American Airlines merosot 4,64% di USD13,65, Cigna turun 2,26% di USD260,46, dan Emerson melemah 1,86% di USD82,87.
Inflasi Amerika Serikat meningkat sebesar 5,0% secara year on year (yoy) pada periode Maret 2023. Angka ini melandai dari periode Februari 2023 sebesar 6,0%, sekaligus terendah sejak Mei 2021. Kendati melandai hampir 2 tahun terakhir, inflasi inti, yang tidak termasuk komponen energi dan makanan menguat 5,6%, dari 5,5% pada Februari.
"Sebagian besar dari angka inflasi ini datang sesuai target atau sedikit lebih baik. Pasar melihat laporan secara positif," kata Direktur Perdagangan dan Derivatif Charles Schwab, Randy Frederick, dilansir Reuters, Rabu (12/4/2023).
Selain rilis data inflasi, pelaku pasar modal juga akan menantikan rilis hasil pertemuan Federal Reserve, untuk mengurai petunjuk kebijakan moneter bank sentral.
(nng)