Tupperware Bakal Tinggal Sejarah, Begini Kisahnya hingga di Ambang Kebangkrutan
loading...
A
A
A
MASSACHUSETTS - Brand Tupperware telah menjadi sangat identik dengan tempat penyimpanan makanan sehingga banyak orang memakai namanya ketika mengacu pada wadah plastik. Tetapi bisnis perusahaan asal Amerika Serikat (AS) berusia 77 tahun itu mengalami keretakan.
Jika dulu mereka merupakan revolusioner sebagai produsen tempat penyimpanan dengan penyegelan kedap udara yang membuatnya terkenal. Kini Tupperware dihadapkan dengan meningkatnya utang dan penurunan penjualan yang membuatnya terancam bangkrut apabila tidak ada investasi lanjutan.
Meskipun ada upaya penyegaran produk dalam beberapa tahun terakhir hingga memposisikan dirinya ke audiens yang lebih muda, Tupperware gagal menghentikan penurunan penjualannya. Tupperware mengawali strategi penjualan langsung dengan apa yang disebutnya sebagai Tupperware party.
Tupperware party menjadikannya ikon selama revolusi konsumen tahun 1950-an dan 1960-an, dan wadahnya yang kedap udara serta kedap air menggemparkan pasar. Model bisnisnya saat itu menggunakan tenaga penjualan wiraswasta, biasanya mereka menjual dari rumah mereka sendiri.
Baca Juga: Di Momen Ulang Tahun ke-29, Tupperware Perkenalkan Tuppershop
Tupperware juga semakin dikenal pada masa-masa Perang Dunia II. Saat itu, para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan sendiri dari rumah.
Namun mode bisnis tersebut telah lama ditinggalkan di Inggris pada tahun 2003. Saat ini bos perusahaan mengakui, tanpa adanya dana baru, brand Tupperware yang mendunia bisa lenyap dari pasar.
"Kami menggunakannya (Tupperware) sebagai kata benda, yang sangat tidak biasa untuk sebuah merek," kata Catherine Shuttleworth, pendiri perusahaan analisis ritel Savvy Marketing.
"Saya pikir banyak orang muda akan terkejut, bahwa itu adalah sebuah merek," ungkapnya.
Jika dulu mereka merupakan revolusioner sebagai produsen tempat penyimpanan dengan penyegelan kedap udara yang membuatnya terkenal. Kini Tupperware dihadapkan dengan meningkatnya utang dan penurunan penjualan yang membuatnya terancam bangkrut apabila tidak ada investasi lanjutan.
Meskipun ada upaya penyegaran produk dalam beberapa tahun terakhir hingga memposisikan dirinya ke audiens yang lebih muda, Tupperware gagal menghentikan penurunan penjualannya. Tupperware mengawali strategi penjualan langsung dengan apa yang disebutnya sebagai Tupperware party.
Tupperware party menjadikannya ikon selama revolusi konsumen tahun 1950-an dan 1960-an, dan wadahnya yang kedap udara serta kedap air menggemparkan pasar. Model bisnisnya saat itu menggunakan tenaga penjualan wiraswasta, biasanya mereka menjual dari rumah mereka sendiri.
Baca Juga: Di Momen Ulang Tahun ke-29, Tupperware Perkenalkan Tuppershop
Tupperware juga semakin dikenal pada masa-masa Perang Dunia II. Saat itu, para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan sendiri dari rumah.
Namun mode bisnis tersebut telah lama ditinggalkan di Inggris pada tahun 2003. Saat ini bos perusahaan mengakui, tanpa adanya dana baru, brand Tupperware yang mendunia bisa lenyap dari pasar.
"Kami menggunakannya (Tupperware) sebagai kata benda, yang sangat tidak biasa untuk sebuah merek," kata Catherine Shuttleworth, pendiri perusahaan analisis ritel Savvy Marketing.
"Saya pikir banyak orang muda akan terkejut, bahwa itu adalah sebuah merek," ungkapnya.