JKN-KIS, Bantu Irma Pasien Hemodialisa Bertahan Hidup
loading...
A
A
A
“Saya ikut program JKN-KIS 2016 awal dan memanfaatkannya pada Oktober 2016 melalui kepesertaan mandiri kelas I, dengan iuran saat ini yang dibayarkan Rp150.000 per bulan dengan jumlah peserta yang masih dalam Kartu Keluarga (KK) ada tiga atau sebesar Rp450.000 sebulannya,” ujarnya.
Besaran itu,kata dia, tentunya jika dibandingkan manfaat yang dirasakan justru sanga-sangat murah. Mengingat, Indah harus menjalani terapi cuci darah seminggu dua kali. Dengan asumsi sekali cuci darah biaya yang harus dibayarkan Rp1,2 juta satu sesinya atau dalam sebulan bisa delapan kali berobat. Dari hitungan itu, dia menyebutkan biaya yang harus dihabiskan mencapai Rp9,6 juta.
“Bagi saya besaran iuran itu tidak memberatkan, bila dibandingkan dengan manfaat saya rasakan jauh lebih besar. Entah, apa yang terjadi jika tidak ada program JKN-KIS ini bisa jadi saya sudah tidak bisa terapi,” ungkapnya.
Indah yang setiap Selasa dan Jumat melakukan jadwal cuci darah di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Unhas ini mengaku senang dengan hadirnya program tersebut, karena akan banyak yang terbantu. Makanya, pihaknya senantiasa berkomitmen membayar iuran tepat waktu sebelum jatuh tempo tanggal 10 bulan berjalan.
“Meski hanya proses cuci darah yang ditanggung dan beberapa item obat saja, namun program ini tentu sangat luar biasa. Bisa dikatakan ini membantu saya bertahan hidup,” tuturnya.
Dia mengaku, selama proses pengobatan sangat merasakan kenyaman dari petugas medis di rumah sakit. Karena, mereka kadang mengingatkan jika jadwal cuci darah sudah tiba.
Peserta JKN-KIS lainnya yang merasakan manfaatnya, yakni ASN Pemkot Makassar, Azis Hasan.
Dia bercerita tentang pengalamannya menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Manfaat kepesertaan dipakai untuk operasi jantung di rumah sakit Pusat Jantung Terpadu di Makassar. Tidak ada biaya sepeserpun yang dikeluarkannya saat itu.
“Saya sangat bersyukur karena Alhamdulliah selama proses pengobatan semua berjalan lancar dan tanpa biaya sepeserpun, tidak bisa dibayangkan jika harus bayar pasti sangat besar biayanya,” terangnya.
Sementara itu, berdasarkan data di BPJS Kesehatan cabang Makassar meliputi, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, Pangkep dan Takalar menyebutkan total peserta JKN-KIS mencapai 2.631.229 kepesertaan per Mei 2020. Jumlah tersebut terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun non PBI didalamnya juga terdapat peserta mandiri.
Besaran itu,kata dia, tentunya jika dibandingkan manfaat yang dirasakan justru sanga-sangat murah. Mengingat, Indah harus menjalani terapi cuci darah seminggu dua kali. Dengan asumsi sekali cuci darah biaya yang harus dibayarkan Rp1,2 juta satu sesinya atau dalam sebulan bisa delapan kali berobat. Dari hitungan itu, dia menyebutkan biaya yang harus dihabiskan mencapai Rp9,6 juta.
“Bagi saya besaran iuran itu tidak memberatkan, bila dibandingkan dengan manfaat saya rasakan jauh lebih besar. Entah, apa yang terjadi jika tidak ada program JKN-KIS ini bisa jadi saya sudah tidak bisa terapi,” ungkapnya.
Indah yang setiap Selasa dan Jumat melakukan jadwal cuci darah di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Unhas ini mengaku senang dengan hadirnya program tersebut, karena akan banyak yang terbantu. Makanya, pihaknya senantiasa berkomitmen membayar iuran tepat waktu sebelum jatuh tempo tanggal 10 bulan berjalan.
“Meski hanya proses cuci darah yang ditanggung dan beberapa item obat saja, namun program ini tentu sangat luar biasa. Bisa dikatakan ini membantu saya bertahan hidup,” tuturnya.
Dia mengaku, selama proses pengobatan sangat merasakan kenyaman dari petugas medis di rumah sakit. Karena, mereka kadang mengingatkan jika jadwal cuci darah sudah tiba.
Peserta JKN-KIS lainnya yang merasakan manfaatnya, yakni ASN Pemkot Makassar, Azis Hasan.
Dia bercerita tentang pengalamannya menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Manfaat kepesertaan dipakai untuk operasi jantung di rumah sakit Pusat Jantung Terpadu di Makassar. Tidak ada biaya sepeserpun yang dikeluarkannya saat itu.
“Saya sangat bersyukur karena Alhamdulliah selama proses pengobatan semua berjalan lancar dan tanpa biaya sepeserpun, tidak bisa dibayangkan jika harus bayar pasti sangat besar biayanya,” terangnya.
Sementara itu, berdasarkan data di BPJS Kesehatan cabang Makassar meliputi, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, Pangkep dan Takalar menyebutkan total peserta JKN-KIS mencapai 2.631.229 kepesertaan per Mei 2020. Jumlah tersebut terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun non PBI didalamnya juga terdapat peserta mandiri.